Sumenep (Antara Jatim) - Dua elemen mahasiswa di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Senin, yakni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM dan Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (Gempar) berdemonstrasi menyoroti program bupati-wakil bupati setempat.
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sumenep menyoroti program 5.000 wirausahawan muda.
Dalam penilaian IMM Sumenep, program unggulan tersebut sudah berjalan dua tahun dan idealnya melahirkan 2.000 wirausahawan muda.
"Namun, mereka tidak dilengkapi dengan fasilitas yang sesuai kompetensinya. Kami minta pemerintah daerah membenahi manajemen dan pelaksanaan program wirausahawan muda tersebut," kata koordinator aksi IMM Sumenep, Imam Mz di Sumenep.
Dalam aksinya di depan Kantor Bupati Sumenep itu, aktivis IMM membawa sejumlah poster yang di antaranya bertuliskan: "Wirausahawan Muda Gatot (Gagal Total)".
Setelah IMM, giliran puluhan aktivis Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (Gempar) yang datang ke Kantor Bupati Sumenep.
Mereka menyoroti program tata kota bangun desa yang juga salah satu program unggulan Bupati-Wakil Bupati Sumenep periode 2016-2021.
Versi aktivis Gempar, pemerintah daerah abai terhadap pembangunan di desa dan salah satu indikatornya adalah kurang maksimalnya pendampingan terhadap pengelolaan dana desa (DD) dan alokasi dana desa.
"Kami ingin menagih janji sekaligus mengingatkan tentang program unggulan bupati-wabup. Untuk desa, kalau pun mereka berdaya, itu lebih diakibatkan dana yang dari Pemerintah Pusat," kata koordinator aksi Gempar, Mahfud.
Kedatangan dua elemen mahasiswa itu diterima oleh dua pejabat Pemkab Sumenep, yakni Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekdakab Hery Koentjoro , dan Kepala Bappeda Yayak Nur Wahyudi
"Terima kasih atas masukannya. Namun, pada prinsipnya, program pemerintah daerah itu pasti telah melalui perencanaan beserta evaluasi dan disinergikan dengan program Pemerintah Pusat," kata Yayak. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017