Jember (Antara Jatim) - Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi Mohammad Nasir mengajak
masyarakat terutama para santri untuk meningkatkan daya saing guna
menghadapi perkembangan berbasis digital.


"Cepatnya perkembangan teknologi menuntut santri harus melihat
pengetahuan lebih luas lagi," katanya saat berkunjung ke Pondok
Pesantren (Ponpes) Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur, Minggu.


Menurutnya, kemajuan pesat teknologi tersebut harus segera direspon
oleh seluruh kalangan, termasuk para santri yang berada di pondok
pesantren.


"Tantangan baru yang dihadapi masyarakat, termasuk bagi para santri
adalah menghadapi daya saing bangsa. Dalam daya saing bangsa, ada dua
komponen utama yakni `skill worker` (tenaga kerja terampil) dan
`inovation` (ide baru)," tuturnya.


Ia mengatakan kedua komponen itu sangat penting, sehingga perlu
ditingkatkan dan pondok pesantren harus melihat dunia yang lebih luas
karena tantangan ke depan dinilai jauh lebih berat.


"Tidak bisa lagi hanya melihat dari sisi internal, tetapi juga dari
sisi eksternal. Dunia sudah berubah total di era teknologi yang lebih
tinggi. Oleh sebab itu, para santri harus bisa menangkap ilmu teknologi
itu, agar bisa memiliki daya saing yang lebih baik," katanya.


Nasir mencontohkan dengan ekonomi digital atau e-commerce yang saat
ini telah menjamur toko dalam jaringan (daring) sebagai fasilitas yang
disediakan bagi masyarakat dan transaksi via daring itu pun diklaim
lebih memudahkan masyarakat.


"Pasar tradisional sudah mulai ditinggalkan karena sudah mulai via
daring atau e-commerce, model toko daring. Ke depan, masyarakat juga
tidak akan memegang uang tunai lagi, sehingga santri harus tahu itu dan
harus mempelajari pengetahuan tentang hal tersebut," ujarnya.


Seluruh pelajar termasuk santri, lanjut dia, harus lebih giat
mempelajari tentang teknologi karena diprediksi beberapa tahun ke depan
masyarakat di beberapa belahan dunia tidak akan menggunakan uang tunai
dalam bertransaksi.


"Mungkin termasuk di Indonesia nantinya. Sistem keuangan dunia
sudah terhimpun dalam teknologi informasi, sehingga hal itu harus
diantisipasi ke depan," katanya, menambahkan.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017