Situbondo (Antara Jatim) - Kapolres Situbondo AKBP Sigit Dany Sutiyono mengatakan adanya Hari Santri merupakan pengakuan dari pemerintah atas kiprah para santri dan ulama di zaman dahulu atau saat perjuangan merebut kemerdekaan RI.

"Ini semua tidak lepas dari fatwa Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari yang kemudian dikenal dengan Resolusi Jihad. Sejarah perjuangan ulama dan santri juga tidak lepas dari peran KHR As'ad Syamsul Arifin yang juga merupakan pahlawan nasional dari Situbondo," katanya saat memimpin apel bersama Hari Santri di Lapangan Arjasa, Situbondo, Minggu.

Menurut Kapolres, pemikiran KHR As'ad yang mengorganisir para jawara di wilayah itu untuk diajak berjuang melawan penjajah merupakan ide brilian. Fakta ini juga mengingatkan kita pada muktamar NU di Situbondo yang mengukuhkan Pancasila sebagai dasar negara yang final.

"Inilah yang mutlak harus dipahami oleh santri. Semangat nasionalisme harus terus digelorakan untuk menjaga negeri dari gerakan yang ingin membenturkan Islam dan nasionalisme," katanya. 

Santri, katanya, diharapkan menjadi duta persatuan dan kesatuan dalam menghadapi Pilkada Jatim mendatang sehingga ikut berperan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Ia mengajak santri untuk bangga karena pesantren banyak melahirkan tokoh berprestasi, seperti KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) yang pernah menjadi Presiden, dan Prof Dr Mahfud MD, mantan Menteri Pertahanan dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi.

"Tapi jihad saat ini adalah melawan terorisme, narkoba dan paham-paham radikal agar tidak berkembang di Indonesia," katanya.

Sementara Pengasuh Pondok Pesantren Salafiah Syafiiyah Sukorejo KHR Ahmad Azaim Ibrahimy saat menyambut kedatangan kirab damai yang diikuti para santri berharap semoga peringatan santri kali ini menjadi amal baik yang memiliki nilai pahala di hadapan Allah.

"Semoga juga kirab ini memiliki nilai pernghormatan terhadap perjuangan para ulama di zaman dahulu," kata ulama muda kharismatik ini. 

Sekretaris Ponpes Sukorejo KH Ahmad Fadhoil mengatakan peringatan Hari Santri Nasional merupakan momentum kebangkitan para santri Indonesia untuk bersemangat berkontribusi bagi kemajuan bangsa ini.

"Hari Santri ini sudah selayaknya diperingati mengingat kontribusi kaum santri dan ulama yang sangat luar biasa di masa lalu. Catatan sejarah mengenai peran santri dan kiai dalam perjuangan kemerdekaan tidak bisa kita lupakan sebelum kemerdekaan," katanya.

Menurut dia, peran santri dan pesantren tidak selesai di masa merebut kemerdekaan. Tantangan santri ke depan adalah bagaimana menghadapi rongrongan terhadap Pancasila yang tidak pernah surut," katanya.

Pada 22 Oktober ini hampir semua daerah memperingati Hari Santri. Di Bondowoso, peringatan itu tidak hanya dipusatkan di kota, melainkan juga di tiap kecamatan, seperti Kecamatan Wonosari.

Elemen pemerintah di Kecamatan Wonosari bekerja sama dengan MWC NU Wonosari melaksanakan serangkaian kegiatan menyambut Hari Santri Nasional, seperti tasyakkuran, pembacaan istighotsah dan shalawat nariyah di kantor MWCNU dan terakhir Upacara peringatan di lapangan setempat.

Ketua MWC Wonosari Ust. Abd Wasik, M.HI mengatakan,dengan memperingati HSN diharapkan santri berada di garda depan dalam segala hal, sehingga tercipta negeri yang aman dsan makmur.(*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017