Probolinggo (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur menjamin persediaan atau stok garam aman di wilayah setempat saat memasuki masa pancaroba atau peralihan musim kemarau ke musim hujan.

"Saat ini  produksi garam belum cukup terdampak secara signifikan pada masa pancaroba karena setiap petak lahan bisa menghasilkan  produksi 6-8 ton, namun hasilnya memang tidak secepat pada puncak musim kemarau lalu," kata Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Wahid Noor Aziz di Probolinggo, Selasa.

Ia memprediksi musim hujan di Kabupaten Probolinggo akan terjadi pada pertengahan November 2017, sehingga peralihan musim tidak akan mempengaruhi produksi garam secara signifikan.

"Garam bisa dipanen antara 5-8 hari pada puncak musim kemarau, namun kini masa panen membutuhkan waktu 7-10 hari dan kondisi itu bisa terbilang masih normal pada masa pancaroba," katanya.

Apabila cuaca ekstrem, lanjut dia, petani bisa memerlukan waktu yang lebih lama untuk memanen garamnya, bahkan kadang-kadang membutuhkan waktu selama 15 hari untuk panen garam.

Menurutnya stok garam di Kabupaten Probolinggo masih aman dan berdasarkan data jumlah produksi garam mencapai 10.110,85 ton hingga 15 Oktober 2017, sedangkan produksi garam Jawa Timur sebanyak 546.721,55 ton.

"Jumlah produksi di Probolinggo meningkat hampir 3.000 ton dalam kurun sebulan terakhir karena produksi garam per tanggal 15 September 2017 lalu sebanyak 7.323 ton," ujarnya.

Hasil produksi tersebut didapat dari tambak garam seluas 315,3 hektare yang tersebar di 11 desa di empat kecamatan dan lahan tersebut dikelola oleh 485 orang yang tergabung dalam 56 kelompok garam.

"Kebutuhan garam konsumsi di Kabupaten Probolinggo sebanyak 3.100 ton, untuk usaha perikanan pengasinan dan lain-lain sebanyak 2.149 ton dan bidang peternakan 600 ton, sehingga total kebutuhan per tahun 5.849 ton," katanya, menambahkan.

Sementara petani garam Probolinggo Suparyono mengatakan petani garam bisa memproduksi sekitar 15 ton per petak lahan saat kondisi matahari sangat terik pada musim kemarau, sedangkan saat ini maksimal hanya bisa memproduksi 5 ton saja.

"Kondisi itu dialami oleh sebagian besar petani garam, sehingga produksi garam di Probolinggo kemungkinan menurun pada musim hujan, namun di sisi lain harga garam naik," ujarnya.

Harga garam krosok di tingkat petani Kabupaten Probolinggo meningkat secara perlahan-lahan yakni pada pekan lalu sebesar Rp1.500 per kilogram dan kini naik menjadi Rp2.000 per kilogram, bahkan kenaikan harga tersebut terjadi secara bertahap.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017