Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, belum memutuskan terkait dengan permintaan para penarik becak untuk menutup aktivitas penarik ojek dalam jaringan "Gojek" yang banyak beroperasi di wilayah Kota Kediri.
     
"Kami masih mengkaji soal tuntutan penarik becak. Kami tampung semua aspirasi mereka," kata Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Kediri Anang Kurniawan, di Kediri, Selasa.
    
Ia mengatakan pemerintah kota tidak tutup mata terkait dengan adanya aktivitas ojek daring. Keberadaan layanan yang berbasis aplikasi itu juga sudah punya izin dari pusat, sehingga untuk di daerah juga tidak bisa serta merta menutup adanya aktivitas gojek.
     
"Dia berbasis apliksi, ada izin dari pusat yang berlaku di seluruh Indonesia. Cuma, kami dari dinas teknis tetap menampung tuntutan perwakilan penarik becak kami sampaikan ke gojek, intinya kalau bisa diakomodasi. Kami juga tidak serta merta berpihak pada penarik becak ataupun gojek, tapi di dua sisi," ujarnya.
     
Anang menambahkan, hingga kini belum mempunyai data resmi jumlah orang yang tergabung di gojek, termasuk apakah semuanya warga Kota Kediri ataukah ada warga daerah lain. Untuk saat ini, surat permintaan penjelasan dari manajemen gojek sudah dikirimkan dan tinggal menunggu.
     
"Informasinya, jumlah yang tergabung 800 orang, tapi apakah itu warga kota dan berapa, masih menunggu realilisasi dari Jakarta. Kami sudah sampaikan ke pihak gojek di Kediri, tapi yang di Kediri punya kewenangan terbatas," katanya.
   
Untuk saat ini, pemkot juga hanya bisa memfasilitasi dan memberikan imbauan. Beberapa tuntuan penarik becak misalnya pangkalan gojek jangan berdekatan dengan pangkalan penarik becak, tarif jangan murah dari penarik becak, dan jumlahnya juga dibatasi.
     
Namun, Anang menyebut informasi pangkalan resmi gojek di Kediri juga belum ia dapatkan. Dari informasi yang masuk ke dirinya, selama ini yang tergabung di gojek berkumpul di beberapa titik dengan rekan-rekan mereka, sehingga tidak bisa disebut sebagai pangkalan.
     
"Untuk pangkaplan tidak ada, kecuali di kota besar. Namun, kami tadi juga sudah menyampaikan jangan sampai menimbulkan gesekan dan semua bisa saling menjaga," kata Anang berharap.
     
Puluhan penarik becak di Kediri mendatangi Balai Kota Kediri, meminta pemerintah turun tangan terkait dengan semakin maraknya gojek di kota ini. Para penarik becak mengaku, pendapatan mereka turun drastis, setelah adanya layanan berbasis aplikasi tersebut beroperasi di Kediri.
     
"Biasanya sehari bisa narik sampai tiga orang, tapi sekarang tidak pernah. Penghasilan kami turun drastis, kalau bisa gojek dihapus saja," kata Muh Kusaini, salah seorang penarik becak.
     
Ia juga prihatin dengan para pengendara gojek, sebab mereka terkadang seakan tidak hati-hati. Saat di jalan raya, mereka sering bermain telepon seluler. Kondisi itu tentunya bisa berbaya dan bisa mencelakakan orang lain.
     
Ia berharap, aspirasi ini segera ditindaklanjuti dan mendapatkan ketegasan dari pemkot. Dengan itu, penarik becak juga lega dan tetap mendapatkan penumpang. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017