Malang (Antara Jatim) - Deklarasi Toleransi Dunia yang dibacakan anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka diikuti ribuan mahasiswa, pejabat Pemkot Malang serta perwakilan dari sejumlah lembaga menandai peringatan Hari Batik Nasional yang dipusatkan di Balai Kota Malang, Senin.

Sebelum memimpin pembacaan Deklarasi Toleransi Dunia tersebut,  anggota Komisi VI itu menyampaikan batik menjadi simbol toleransi dan keberagaman dunia. Sebab, Hari Batik Nasional diperingati bersamaan dengan Hari Tanpa Kekerasan Internasional 2 Oktober.

"Hari Tanpa Kekerasan Internasional ini mengacu pada lahirnya tokoh perdamaian dunia Mahatma Gandhi. Jadi, mari bersama jadikan batik sebagai simbol toleransi dunia," kata Rieke.

Namun, keberagaman di Indonesia akan terus diuji dan menghadapi tantangan. Keberagaman masyarakat Indonesia juga akan terus diuji dan mendapat tantangan ke depannya. Ujian dan tantangan ke depan akan semakin berat dalam menjaga keberagaman. "Kami berharap semua pemuda menjadi pelopor untuk menjaga keberagaman di Tanah Air," ucapnya.

Deklarasi yang diikuti oleh mahasiswa asing dari 13 negara yang menempuh pendidikan tinggi di IKIP Budi Utomo Malang dan mahasiswa dari berbagai daerah di Tanah Air itu ada lima poin, yakni "Kami putra dan putri Indonesia bersama generasi muda dunia berikrar" : pertama terus berjuang menjaga kenyataan keberagaman bangsa-bangsa dunia, kedua menolak kekerasan, stigmatisasi dan penyebaran kebencian dalam bentuk apapun, oleh apapun, kepada siapapun

Poin ketiga mendorong penyelesaian konflik secara damai, berperikemanusiaan yang adil dan beradab, membantu penanganan korban tragedi kemanusiaan dalam semangat perdamaian dunia, serta menjaga dan memperjuangkan kehidupan yang harmonis tanpa memandang perbedaan agama, suku, ras, dan golongan.

Dalam membacakan Deklarasi Toleransi Dunia itu, Rieke didampingi anggota DPR RI dari Komisi X Ridwan Hisjam, Wakil Wali Kota Malang Sutiaji, dan Ketua Pengembangan IKIP Budi Utomo Dr Nurcholis Sunuyeko, serta perwakilan mahasiswa.

Deklarasi yang terdiri dari lima poin itu juga ibacakan dalam Bahasa Inggris dan ditutup dengan lagu "Padamu Negeri". Hari Batik Nasional yang juga menampilkan fashion show batik itu dimotori oleh Batik Tulis Celaket, IKIP Budi Utomo Malang dan Pemkot Malang dengan mengambil tema "Batik World Tolerance".

Selain fashion show, kesenian dari berbagai daerah juga ditampilkan, seperti Tari Wolika dari Sumba, NTT dan Tari Gandrung dari Banyuwangi.(*)
Video oleh Endang Sukarelawati

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017