Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menganugerahkan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar gelar kehormatan doktor honoris causa (HC) bidang ilmu Sosiologi Politik dalam pengukuhan gelar yang akan dilakukan di kampus setempat, Selasa (3/10).

Muhaimin Iskandar usai memberi kuliah umum di hadapan BEM Unair, Senin mengatakan gelar yang dia dapat itu merupakan suatu kehormatan dalam perjalanan karirnya. Dimuulai menjadi aktivis yang terlibat di berbagai organisasi. Kemudian menjadi pelaku di legislatif selama 10 tahun, pelaku di eksekutif tujuh tahun, lalu kembali ke legislatif.

"Tentu perjalanan saya selama ini tidak menyangka mendapat apresiasi Unair, terutama para pengusul FISIP, diawali promotor Prof Mustain dan Prof Kacung Maridjan," kata dia.

Dia mengungkapkan, bimbingan dan seluruh pendampingan selama proses ini sungguh membuat dirinya mendapat banyak ilmu. Terutama terakhir di FGD. "Berjam-jam diadili secara teoritik, analisa dan data. Dan Alhamdulillah bisa berjalan dengan baik, dan terakhir mendapat respon yang sangat positif," ujarnya.

Anugerah ini, lanjut dia, merupakan hadiah terbesar buat aktivitas perjuangan untuk menyatukan berbagai kekuatan yang ada di Indonesia, baik melalui legislatif dan eksekutif, melalui peran-peran politik yang dia emban.

"Dengan penghargaan ini tentu menjadi amanah kepada saya untuk melanjutkan amanah menjadi bagian kesatuan Unair dan perjuangan bangsa. Dan saya akan menjadi jembatan agar Unair semakin berperan untuk bangsa dan negara," tuturnya.

Terkait adanya penolakan dari sebagian dosen di internal Unair terhadap pemberian gelar doktor honoris causa, Cak Imin enggan berkomentar. "Saya tidak punya wewenang soal itu. Saya no comment," tuturnya.

Promotor pemberian gelar untuk Muhaimin Prof Mustain mengatakan, sejak tiga atau empat bulan yang lalu ditunjuk rektor sebagai promotor bersama Prof Kacung Marijan. Waktu pertama diskusi tentang politik multikultural. Karena itu yang menjadi promotor jangan dirinya, melainkan Prof Kacung Marijan.

Tetapi, sejak diskusi mendampingi Cak Imin, ini bukan politik multikultural, tetapi masyarakat multikultural. Nah, bersamaan dengan itu Prof Kacung sakit, dirinya kemudian naik jadi promotor sementara Prof Kacung jadi co-promotor. "Artinya, saya sudah mendampingi Cak Imin itu sejak pertama diskusi dan kemudian saya mempertajam dan memperjelas posisi bidang keilmuan bukan lagi bidang politik multikultural tetapi sosilogi politik," kata Mustain.

Karena yang dibahas itu sebetulnya bagaimana masyarakat menjadi plural, menjadi NKRI, menjadi kebhinekaan, itulah eksistensi bangsa ini. Dan itu sesuai dengan semangat pihaknya, yakni kebhinekaan dan pluralisme.

"Saya ingin Indonesia bicara masalah pluralitas, kemajemukan, kebhinekaan bukan saja pada tataran akademis konseptual. Tapi harus dipraktikan, diimplementasikan dalam kebijakan. Nah, dia ketua umum. Itu yang mendorong saya kenapa mau selain juga karena ditunjuk rektor," ujarnya.

Sementara itu, Rektor Unair Prof M Nasih menjelaskan, proses secara administrasi maupun akademik sudah dilakukan. Prosesnya cukup lama dan bukan proses yang tiba-tiba. Proses awal sudah dimulai sesungguhnya pada bulan Juni tahun 2017. Bulan Juli berbagai arahan dan bimbingan sudah dilakukan promotor kala itu, yaitu Prof Kacung Marijan dan Prof Mustain atau sebaliknya.

"Yang harus diketahui, Muhaimin Iskandar mendapat gelar doktor honoris causa untuk bidang ilmu sosiologi politik. Karena secara keilmuan S1 Muhaimin berada di bidang tersebut. Dan kemudian profesi dan aktivitas nyatanya berada pada posisi dan wilayah politik. Sehingga sosiologi politik menjadi bidang yang kita anugerahkan kepada Cak Imin," katanya.

Di fakultas sudah final, artinya usulan di fakultas sudah masuk ke universitas. Kemudian dari sisi universitas sudah menyampaikan pada senat. Senat selanjutnya melakukan berbagai macam telaah dan pembahasan sudah dilakukan. Setelah senat menyetujui kemudian merekomendasikan atas usulan itu, universitas lalu meminta persetujuan kepada Kemenristekdikti dan juga sudah keluar.

"Yang banyak dipertanyakan terkait naskah akademik, usulan dari bawah dan lain-lain, itu sesungguhnya sudah diterima dari fakultas," ujarnya.

Di fakultas pun sesungguhnya sudah melalui proses yang sangat panjang luar biasa. Mulai dari BPF, kuliah-kuliah, FGD dan berbagai macam diskusi yang konon melebihi ujian doktor. Rekomendasinya kemudian mengusulkan kepada Unair agar Cak Imin dapat gelar doktor honoris causa.

Nasih mengatakan, mungkin karena Cak Imin ini orang politik, orang politik itu biasanya yang suka banyak yang tidak suka juga banyak. Jadi tensinya agak tinggi. "Ini yang perlu kita sadari. Tidak tertutup kemungkinan ada beberapa pihak yang menggoreng ini ke wilayah politik. Yang seolah-olah kita itu bermain politik. Tidak, kita murni penilaian akademik yang jauh lebih berat dari ujian biasanya," tuturnya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017