"Thok..thok..thok..." bunyi seorang pria paroh baya memotong bambu yang semula berbentuk bulat menjadi potongan-potongan berukuran semeter.

Bermodal sebilah pisau khusus memotong bambu, ia membiarkan bambu-bambu itu berserakan di atas tanah yang berada persis di samping dinding rumah milik Sukatno yang berlokasi di Dusun Manggis Rt 18- RW 07 Wonoanti, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

"Nanti kalau sudah dipotongi, baru saya rapikan dan memolesnya halus sampai tidak ada serabut sekecilpun," ucapnya sembari melanjutkan memotong bambu-bambu yang sebelumnya sudah dibasahi di kolam berukuran 1x5 meter.

Namanya Murdi, bapak dua anak yang sudah puluhan tahun bekerja di UD Bambu Indah Craft, milik Sukatno. Di sana, ia termasuk pekerja senior yang terkadang menularkan ilmunya tentang bagaimana teknis membuat anyaman dan kerajinan dari bambu yang benar.

Meski kelihatan mudah, namun merakitnya tidak bisa dikerjakan sembarangan karena harus memiliki teknik serta kecermatan sehingga tidak keliru menganyamnya.

Pria yang tinggal tidak jauh dari rumah Sukatno tersebut kerap merakit anyaman berukuran besar, seperti gazebo dan kamar mandi yang terbuat dari bambu.

Bahkan, kini ia sedang fokus mengerjakan kamar mandi yang seluruhnya berbahan bambu, mulai dinding dalam dan luar hingga atap atau plafon.

"Bambunya adalah bambu apus dan ada obatnya agar tidak mudah rapuh. Yang mengerjakan juga tidak boleh sembarang orang karena kalau bukan ahlinya tidak bisa. Kerjanya juga butuh detil dan cermat," katanya.

Setiap satu kamar mandi bisa dibuat oleh dua orang dan membutuhkan waktu paling lama sepekan. Harga per ukuran 2,5x2,5 meter bisa mencapai Rp10 juta atau sama dengan harga satu gazebo bambu yang biasa ditempatkan di halaman atau taman rumah.

Dalam menebang bambu, ia dan perajin lainnya juga masih memperhatikan waktu yang menjadi mitos, yaitu tidak menebang bambu pada bulan yang namanya terdapat huruf "R", seperti Januari, Februari, Maret, April, September, Oktober, November dan Desember.

"Jadi kalau mau menebang bambu harus bulan Mei, Juni, Juli dan Agustus. Kemudian waktu menebang juga tidak boleh sore, tapi pagi sampai siang," katanya.

Kamar mandi bambu mayoritas dipesan oleh warga menengah ke atas dan cocok untuk di luar negeri karena bentuknya yang minimalis dan bernuansa artistik.

Hal ini juga diakui istri Sukatno, Bibit Andayani, yang menyampaikan bahwa kamar mandi bambu dilirik masyarakat tak hanya dari dalam, tapi luar negeri.

"Iya kebetulan sudah ada yang bertanya dan semoga segera terealisasi untuk kamar mandi bambu dikirim ke luar negeri," ucapnya sembari mengatakan negara yang melirik antara lain dari Eropa dan Amerika Serikat.

Mulai Usaha
Suaminya Bibit yang setiap harinya akrab disapa Pak Katno merupakan pelaku usaha khusus kerajinan bambu sejak 1991. Di halaman rumahnya ia membuat usaha dan memproduksinya beberapa sejumlah warga setempat.

Tak hanya kamar mandi bambu dan gazebo, berbagai produk kerajinan berbahan bambu ada di sana, mulai asbak, keranjang makan, tempat lampu hias, kotak tisu, meja dan kursi makan, meja dan kursi tamu serta berbagai aneka mebel.

Bermodal Rp500 ribu, Pak Katno yang kini kepalanya sudah dipenuhi rambut putih itu terus optimistis usahanya bisa lancar. Bambu dipilihnya karena tidak perlu membeli, namun ada di lingkungan tempat tinggalnya.

Pekerja awalnya tidak lebih dari 20 orang, tapi berkat keahlian dan keterampilan, berbagai produknya sempat merambah pasar nasional di luar Trenggalek, termasuk provinsi-provinsi dari luar Pulau Jawa.

Bahkan, pembeli dari luar negeri seperti Jepang, Filipina, Korea Selatan dan lainnya kini mencarinya dan membeli kerajinan bambu dalam jumlah cukup besar.

Hanya butuh waktu setahun, Pak Katno terpilih sebagai Pemuda Pelopor Nasional (PPN) untuk penciptaan lapangan kerja. Tak itu saja, galeri usaha miliknya dinobatkan sebagai pusat pembuatan kerajinan dan mebel dari bambu terbaik, termasuk dipercaya mewakili provinsi.

Kualifikasi dan kompetensi perajin pada umumnya otodidak sehingga kerap dilakukan pembimbingan untuk menjadikan pekerjanya sebagai sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil.

Pemerintah setempat, dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Trenggalek, kerap memberikan pendidikan serta pelatihan.

"Keikutsertaan di pameran-pameran berbagai daerah membuat pengalaman semakin bertambah dan mendapat ilmu pengetahuan tambahan," katanya.

Omzet yang didapat usahanya juga tidak pasti karena tergantung penjualan dan pesanan yang tidak pasti setiap bulannya, yakni di kisaran Rp50-100 juta.

Kendati demikian, usahanya tidak selamanya lancar dan menemui sejumlah kendala, seperti pesanan yang membeludak, namun bahan yang kurang hingga masalah keuangan untuk meminjam uang di bank.

Bupati Trenggalek Emil Elistianto Dardak mengakui keberhasilan usaha Pak Katno yang dinilainya mampu mengharumkan nama kabupaten di mata nasional.

Terlebih bambu merupakan tanaman khas yang dikenal mudah tumbuh dan hidup di Trenggalek sehingga menjadi pengungkit ekonomi masyarakat setempat.

"Sebenarnya bambu ini sudah mengemuka sejak saya belum menjabat, bahkan ekspor ke Jepang. Tapi, memang belum konsisten sehingga harus dilakukan pengubahan," katanya.

Suami artis Arumi Bachsin tersebut mengaku anggaran pengembangan UMKM tidak lebih dari Rp20 miliar, namun nilai tersebut sudah naik hingga tiga kali lipat jika dibandingkan anggaran sebelumnya.

Perhatian Pemprov Jatim
Terhadap sektor UMKM, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menegaskan harus dibela karena mengalami ketidakadilan di era globalisasi, salah satunya suku bunga ditetapkan kepada UMKM oleh bank di Indonesia yang pada umumnya sangat tinggi, yakni mencapai 18-19 persen, sedangkan untuk perusahaan besar hanya 14 persen.

"Suku bunga murah untuk UMKM itu solusi agar mereka bisa bersaing dengan perusahaan besar," kata Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Metode yang dilakukan oleh Pemprov Jatim yakni APBD Pemprov di-bridging-kan kepada Bank Jatim dengan bunga 2 persen per tahun, kemudian Bank Jatim berperan menjadi APEX Bank bagi BPR-BPR di Jatim dengan suku bunga kredit efektif sebesar 6 persen per tahun.

"Kemudian BPR diperkenankan menyalurkan dana kepada UMKM dengan bunga 7-9 persen per tahun," kata mantan Sekdaprov Jatim tersebut.

Tak itu saja, sebagai wujud membela pelaku usaha UMKM, orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut juga mengajak Bank Australia kerja sama di bidang perbankan untuk memberikan stimulus kredit murah UMKM di Jatim melalui metode "loan agreement".

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah UMKM di Jatim sebanyak 6,8 juta, yang sekitar 3 juta UMKM di antaranya bergerak di sektor primer dan sisanya bergerak di berbagai sektor, seperti industri makanan minuman, kerajinan, fashion dan lainnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga telah menyiapkan strategi sebagai wujud peningkatan perekonomian 2017 sehingga tetap berada di jalur yang lurus demi kesejahteraan bagi masyarakat.

Beberapa strateginya antara lain tetap menjaga konsumsi masyarakat agar tetap mencintai produk dalam negeri dan belanja daerah dengan menggunakan anggaran negara juga akan lebih fokus pada sektor yang mampu mengungkit perekonomian masyarakat.

Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf menyampaikan Pemprov kini tengah fokus terhadap perbaikan UMKM pada 2017 agar tidak kalah bersaing, terutama dengan produk dari luar negeri.

"Perusahaan besar maupun UMKM juga akan didorong merevitalisasi mesin dan peralatan produksi sehingga produk dari Jatim tidak lagi kalah bersaing," tuturnya.

Selain pengemesannya yang didesain harus cantik, mesin serta peralatan modern maka akan mampu meningkatkan efisiensi perusahaan yang ujungnya bisa menghasilkan produk murah dan mampu bersaing.

Pihaknya juga juga akan dorong adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga kualitas produk UMKM juga dipastikan meningkat.

Berikutnya, perdagangan dalam negeri akan diperkuat di tengah perdagangan luar negeri yang terus melambat, kemudian penguatan dilakukan dengan menggenjot neraca perdagangan antarpulau yang sekarang terus mengalami kenaikan.

"Sektor industri juga akan kami perkuat dengan mendorong revitalisasi mesin dan produk. Masalah industri di sini ada pada daya saing karena teknologinya tertinggal, seperti makanan dan minuman misalnya, yang saat ini masih menggunakan kemasan lama," ujarnya.

Gus Ipul, sapaan akrabnya, mengaku optimistis laju pertumbuhan ekonomi di wilayahnya tahun depan lebih kencang dibanding dua atau tiga tahun sebelumnya.

Kendati demikian, pondasi ekonomi harus terus diperkuat agar pertumbuhan tetap kokoh dan tidak mudah terpengaruh kondisi global yang penuh ketidakpastian.

"Kita patut bersyukur, sampai dengan kuartal III tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 5,57 Persen, sedangkan tingkat inflasi sampai kuartal yang sama hanya 1,96 persen atau jauh di bawah pertumbuhan ekonomi," katanya.

Dari data yang ada, pada 2015 pertumbuhan ekonomi Jatim hanya 5,34 persen, padahal saat itu inflasi mencapai 3,08 persen.

Bahkan pada 2014, Jatim sempat mengalami situasi sulit karena harus menyesuaikan dengan kenaikan BBM yang saat itu inflasinya sempat lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi.

"Pada 2014 inflasi di Jawa Timur mencapai 7,59 persen padahal pertumbuhan ekonomi saat itu hanya 5,86 persen," kata orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut.

Sementara itu, Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW) Jatim berkomitmen mendukung berbagai upaya dalam mengembangkan sektor UMKM melalui berbagai upaya, di antaranya rutin menyelenggarakan pameran yang menampilkan produk-produk kerajinan UKM.

Selain pameran, upaya lainnya rutin memberikan pelatihan dan pemberdayaan khusus bagi para perajin agar mutu dan kualitas produk yang dihasilkan jauh lebih baik.

Kendati demikian, hingga saat ini masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh para perajin, antara lain terjadinya kesenjangan transformasi masyarakat perajin yang disebabkan cepatnya kemajuan teknologi dan kurangnya regenerasi perajin dalam upaya melestarikan produk kerajinan berbasis lokal.

Selanjutnya juga terjadi inkontinuitas atau kurang stabilnya para perajin dalam menjaga mutu dan penyediaan hasil produk serta kesenjangan antara kreativitas perajin yang berjalan lamban dan cepatnya perkembangan selera konsumen.

"Untuk mengatasi permasalahan tersebut, mari semua pihak untuk saling mendukung agar para pelaku usaha dapat bersaing di pasar global. Caranya, ibu-ibu bisa membantu mempromosikan produk lewat media sosial," kata Ketua Umum BKOW Jatim sekaligus Wakil Ketua I Dekranasda Jatim Fatma Saifullah Yusuf.

Peningkatan Kualitas UMKM
Pengamat ekonomi asal Universitas Dr Soetomo Surabaya Dr Meithiana Indrasari, ST., MM menyampaikan Jatim termasuk daerah yang perkembangan UMKM-nya tinggi, yaitu hingga 6,8 juta unit usaha.

Dari jumlah tersebut sebagian besar tergolong sebagai usaha mikro, yakni 6.533.694 unit usaha (95.53 persen), sebesar 3,85 persen atau 261.827 unit usaha sebagai usaha kecil, dan 0,57 persen atau 30.410 unit tergolong sebagai usaha menengah.

Perkembangan yang sangat pesat ini, kata dia, didukung oleh kebijakan Gubernur Jatim, bahkan pada tahun ini gubernur mendapatkan penghargaan sebagai provinsi penggerak koperasi terbaik dan penumbuhan kewirausahaan terbaik tingkat provinsi tahun 2017.

Wakil Dekan 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unitomo itu juga mengatakan produk dihasilkan oleh UMKM Jatim bisa bersaing dengan produk luar yang didasarkan pada kenyataan bahwa UMKM menunjang perekonomian Jatim sebesar 54,98 persen.

"Kontribusi koperasi dan UMKM tersebut terus merangkak naik seiring dengan bertumbuhnya sektor usaha kecil. PDB dari koperasi sekarang naik, yaitu pada 2013 berkisar 1,71 persen kini sudah menjadi hampir 4 persen, bahkan tahun depan akan naik terus," katanya.

Sementara, terhadap pelaku UMKM ia menyarankan agar selalu menjaga kualitas produksi dengan melakukan inovasi-inovasi mutakhir dan menjadi pioner atau perintis sehingga yang lain mengikuti.

Berikutnya, strategi pemasaran melalui daring dengan pelayanan yang unggul juga perlu ditingkatkan, serta melakukan kerja sama dengan UMKM dari negara lain agar bisa mengembangkan produk secara global.

Sedangkan, kepada Pemprov Jatim, khususnya Dinas Koperasi dan UMKM diharapkan memfasilitasi pameran-pameran produk UMKM, baik di dalam maupun luar negeri, memberi kemudahan akses terhadap bahan baku yang berasal dari Impor dan membina serta pendampingan secara terus-menerus terhadap produksi, permodalan dan pemasaran.

"Kepada Pemkab/Pemkot yang daerahnya mempunyai kekhasan produk UMKM agar mendaftarkan produk tersebut sebagai hak paten (HAKI) ke Kemenkum-HAM dan mempromosikan produk tersebut ke se-antero dunia sekaligus menjadi produk tersebut sebagai ikon daerah yang eksotik sehingga konsumen bangga memilikinya," imbuhnya. (*) 
Video oleh Fiqih Arfani

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017