Jakarta, (Antara) - Pesawat Wings Air ATR 72-500/600 berkapasitas 72 penumpang mendarat mulus di Bandara Udara Trunojoyo, Sumenep di Pulau Madura, Jatim setelah melakukan peenerbangan sekitar 35 menit dari Bandara Internasional Juanda Surabaya pada 27 September 2017.

Pendaratan pesawat anak perusahaan Lion Group itu menandai dimulainya penerbangan komersial perdana yang menghubungkan dua kota di Jawa Timur itu. Penerbangan perdana penerbangan berjadwal itu dilepas oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf.

Maskapai tersebut terbang setiap hari Surabaya-Sumenep jam 12.45 WIB dan Sumenep-Surabaya jam 13.45 WIB dengan waktu penerbangan 35 menit.

Manajemen Wings Air membuka rute penerbangan Surabaya-Sumenep dan sebaliknya sebagai upaya untuk mempercepat arus lalu lintas masyarakat agar lebih efektif dan efisien yang pada akhirnya mendorong perekonomian Pulau Madura.

Jawa Timur kini menjadi daerah yang terus berkembang sehingga membutuhkan banyak bandar udara perlu dikembangkan yang salah satunya di Sumenep, dan pembukaan rute tersebut diharapkan bisa mengikuti kesuksesan rute penerbangan sebelumnya di Jawa Timur seperti Jember dan Banyuwangi.

Sumenep dan Madura sebenarnya memiliki potensi ekonomi dan wisata yang menarik dan bisa dikembangkan sehingga layak untuk dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah dan negara.

Kini masyarakat yang ingin datang ke Sumenep dari Pulau Jawa tidak perlu berjam-jam untuk bisa sampai Sumenep dari Surabaya. Tapi hanya butuh beberapa menit saja.

Penerbangan ini diyakini juga akan memperluas dan membuka konektivitas ke dan dari berbagai tujuan wisata seperti ke Bali, Jakarta, dan kota lainnya. Penerbangan itu juga akan memberikan keseimbangan dan pemerataan pembangunan di Jawa Timur yang pada akhirnya pulau itu juga bisa lebih maju lagi.

Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi menyambut baik penerbangan ini karena bisa mempercepat pembangunan wilayahnya, terutama dari sisi ekonomi dan pariwisata.

Adanya penerbangan tersebut akan menjadikan Sumenep sebagai alternatif tujuan wisata di Jawa Timur karena transportasi menjadi lebih mudah dan cepat. Bahkan sangat dimungkinkan Wings Air nanti bisa menambah frekuensi penerbangan dan maskapai lain juga bisa mengikuti.

Kementerian Perhubungan menilai pembukaan Wings Air rute Surabaya-Sunenep sebagai penerbangan komersial dan berjadwal reguler membuka konektivitas daerah di seluruh Indonesia untuk merealisasikan kemandirian ekonomi yang tertera dalam Nawacita ke-7.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso memuji penerbangan komersial tersebut karena sesuai dengan misi dari bandara tersebut.

Misinya adalah menjadi agen pemercepat pengembangan dan pertumbuhan perekonomian, membuka daerah, simpul transportasi, mendorong dan menunjang industri, perdagangan, dan pariwisata di Pulau Madura.

Pengelola Bandara Trunojoyo, Sumenep, akan melayani penerbangan tersebut secara profesional dengan mengedepankan "safety, security, services through compliance" (3s + 1c) sesuai dengan misi bandara tersebut.

Bandara Trunojoyo selama ini melayani masyarakat di empat kabupaten yang ada di Pulau Madura, yaitu Kabupaten Sumenep, Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan. Maskapai yang beroperasi di bandara ini adalah Airfast Indonesia yang melayani penerbangan perintis Surabaya-Sumenep pergi-pulang.

Selain itu, bandara ini juga melayani penerbangan dari beberapa sekolah pilot, seperti Merpati Pilot School, Aviatera Training, Global Aviation, Nusa Flying School, dan Loka Banyuwangi.

Dengan adanya penerbangan komersial, berarti ada peningkatan dari sebelumnya penerbangan perintis. Dengan demikian, target peningkatan perekonomian di daerah sekitar bandara dengan adanya penerbangan sudah tercapai.

Tren positif tersebut diharapkan terus dijaga dan dilanjutkan. Misalnya, dengan menambah rute-rute penerbangan ke kota lain yang potensial. Untuk itu, pemerintah mengharapkan kerja sama yang erat antara pengelola bandara, maskapai penerbangan, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat.

Bupati Sumenep, Jawa Timur, A Busyro Karim optimistis penerbangan komersial di rute Surabaya-Sumenep dan sebaliknya akan mempercepat perkembangan objek wisata di ujung timur Pulau Madura tersebut.

Sumenep memiliki banyak objek wisata yang menjadi tujuan wisatawan, baik mancanegara maupun Nusantara. Objek wisata di Sumenep akan lebih cepat berkembang dengan adanya penerbangan komersial.
    
Menjadi tantangan
Bagi orang nomor satu di Sumenep tersebut, penerbangan komersial tersebut membuat lebih tertantang untuk mengembangkan objek wisata di Sumenep. Ini "pekerjaan rumah" bagi pemkab setempat dan tentunya butuh dukungan semua elemen masyarakat di Sumenep.

Selama ini, salah satu yang dikeluhkan wisatawan luar Pulau Madura yang akan ke Sumenep adalah lamanya perjalanan darat dari Surabaya ke Sumenep, yakni sekitar empat jam dalam kondisi normal.

Sementara kalau macet, biasanya akibat "pasar tumpah" di sejumlah titik, akan membuat perjalanan darat dari Surabaya ke Sumenep lebih lama.

Sejumlah objek wisata di Sumenep yang ramai dikunjungi wisatawan, di antaranya Keraton Sumenep di Kecamatan Kota, Pantai Pulau Gililabak di Talango, dan Pantai Sembilan di Giligenting.

Pariwisata di sebuah daerah akan berkembang lebih baik dan cepat jika didukung oleh warga, utamanya yang berada di sekitar objek wisata.

Tanpa dukungan dari warga, pembangunan kepariwisataan yang digagas pemerintah daerah maupun pihak ketiga (swasta) akan banyak menemui kendala maupun tantangan.

Bersikap ramah kepada wisatawan dengan memberikan senyuman dan ikut menjaga kebersihan objek wisata itu sudah merupakan sebuah dukungan warga terhadap pengembangan kepariwisataan. Insya-Allah, warga Sumenep bisa berbuat seperti itu.

Pemerintah daerah diminta serius untuk mengembangkan kepariwisataan setempat supaya nantinya benar-benar bisa menjadi sarana percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan warga. Apalagi sekarang sudah didukung penerbangan langsung.

Bandara Trunojoyo yang terletak di Pulau Madura ini merupakan bandara kelas III yang dikelola dan dioperasionalkan oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

Bandara saat ini mempunyai dimensi landas pacu (runway) 1600 meter x 30 meter dan memiliki dua Apron (Apron I : 40 m x 40 m, Apron II : 75 m x 80 m). Dari sisi darat, bandara ini mempunyai gedung terminal seluas 12 x 11 m dan gedung operasional seluas 144 meter persegi.(*) 
Video oleh: Fiqih Arfani

Pewarta: Ahmad Wijaya

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017