Tulungagung (Antara Jatim) - Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization) bersama Unicef (United Nations Childrens Funds), Kamis datang ke Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur guna melakukan monitoring (memantau) pelaksanaan imunisasi campak dan rubela (MR/measles and rubella) di daerah tersebut.
    
Kabid Imunisasi Dinas Kesehatan Jawa Timur Wiwin yang turut mendampingi perwakilan dua lembaga donor mengatakan, monitoring dilakukan secara acak di wilayah Jatim guna melihat kemajuan pelaksanaan sekaligus capaian target imunisasi yang dijadwalkan berakhir pada 30 September itu.
    
"Tulungagung salah satu yang menjadi lokasi sasaran pemantauan WHO dan Unicef," katanya.
    
Sayangnya, dua orang staf WHO dan Unicef yang melakukan monitoring di Puskesmas Beji, Tulungagung enggan berkomentar.
    
Melalui Wiwin, staf WHO Head Quarter for Monitoring Activities, Carol Tevi dan Xiaojun Wangs dari UNICEF wilayah Asia mengatakan kedatangan mereka sebatas melakukan pemantauan sekaligus evaluasi pelaksanaan program.
    
"Beliau berdua hanya staf yang kebetulan ditugsakan ke Tulungagung. Tapi mereka tidak memiliki kewenangan untuk memberi pernyataan atas pelaksanaan program imunisasi MR di sini," kata Wiwin menolak permintaan wawancara wartawan.
    
Wiwin yang semula bersedia melayani sesi wawancara dengan wartawan usai kegiatan pun akhirnya ikut menolak memberi penjelasan mengenai kegiatan yang mereka lakukan, dengan alasan informasi satu pintu.
    
"Secara umum pelaksanaan imunisasi MR di Jatim berjalan baik, tapi untuk detailnya silahkan konfirmasi langsung ke pimpinan," ujarnya.
    
Tim WHO dan Unicef juga melihat mulai perencanaan, pengorganisasian, komunikasi, dengan pihak terkait, dan pelaksanaan imuniasai MR.
     
Lokasi yang dipantau di Tulungagung ada tiga, yakni wilayah Beji, Kedungwaru, dan Bandung.

Selain Tulungagung, daerah lain yang dikunjungi WHO dan Unicef adalah Kabupaten Gresik dan Kota Madiun.

Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung Mochammad Mastur menyatakan, khusus di wilayahnya pelaksanaan imunisasi MR berjalan sesuai rencana, bahkan melampaui target 95 persen.

"Meski ada penolakan, jumlahnya tidak lebih dari satu persen. Artinya, masih bisa mencapai 99 persen dari target," kaa Mastur.

Mastur menjelaskan, capaian imunisasi MR di Tulungagung per 27 September 2017 sudah mencapai 97,3 persen dari target sekitar 235 ribu anak.

Capaian itu sendiri belum mencapai 99 persen karena kondisi anak yang akan diimunisasi belum memungkinkan. "Misalnya anak tersebut sakit," katanya.
     
Pihak dinkes sendiri masih akan terus melakukan penyisiran (sweeping) bagi mereka yang belum diimunisasi.

Harapannya, kata dia, capaian imunisasi bisa sampai 99 persen, yang artinya semua yang tidak menolak bisa diimunisasi.

Dinkes juga bakal memeriksa tingkat capaian imunisasi MR di tingkat satuan kerja terkecil yakni posyandu, katanya.

Ketika ditemukan ada yang kurang dari 95 persen, maka akan diintensifkan.

"Ketika kurang dari 95 persen itu artinya rawan campak dan rubella," kata Mastur.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017