Jember, (Antara) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan teknologi yang ada dalam kartu tanda penduduk berbasisi nomor induk kependudukan secara nasional (KTP-e) yang kini sedang terbelit masalah hukum segera ketinggalan  zaman, karena sudah muncul teknologi lebih canggih lagi.

"KTP elektronik yang lagi ramai, nantinya akan ditinggalkan. Ditinggalkan karena ada inovasi baru dengan ada penemuan 'mikrochip' sangat kecil yang ditanam dalam pembuluh darah," kata Nasir saat memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah, Jember, Jawa Timur, Kamis.

Ia mengatakan mikrochip itu bisa merekam data kependudukan selama satu tahun bahkan merekam riwayat kesehatan selama setahun. Menurut dia, tekanan darah, fungsi ginjal dan data-data kesehatan seorang warga juga akan diketahui dengan mikrochip yang ada dalam pembuluh darah.

Kalau data di mikrochip ini dimasukkan dalam data besar maka warga bergerak di mana saja termasuk di luar negeri bisa diketahui. "Ini teknologi yang tidak bisa dikibuli. Tugas kantor juga gak visa dimanipulasi karena terekam semua," ucapnya.

Dia menegaskan penemuan mikrochip itu merupakan inovasi dari hasil riset sehingga menjadi tantangan bagi para mahasiswa dan dosen. Untuk itu, Nasir mengharapkan riset para mahasiswa, dosen dan para peneliti harus menghasilkan inovasi yang menjawab kebutuhan masyarakat terkini.

"Kalau riset itu baik maka akan menghasilkan inovasi. Riset kalau hanya hanya hasilnya hanya publkasi maka hanya penuhi perpustaaan saja. Itu tidak cukup. Riset peneliti baik dosen mahasiswa harus menuju inovasi," tuturnya.

Ia juga meminta para mahasiswa dan dosen untuk menghasilkan penelitian yang bisa mendukung daya saing nasional  dan perekonomian Indonesia. Menurut dia, inovasi terbukti tidak saja mengubah ekonomi dunia tapi juga di Indonesia sehingga menghasilkan berbagai kemudahan dalam beraktivitas sehari-hari.

Ia memberikan contoh inovasi di sektor transportasi di mana era sekarang ini, masyarakat menggunakan sepeda motor dan mobil yang menggunakan bahan bakar minyak.
 
Dengan inovasi, katanya, maka manusia bisa menciptakan kendaraan yang tidak memakai bensin  dan solar dan saat ini sedang menuju kendaraan berbahan bakar listrik.

"Sekarang muncul mobil listrik. Nanti pun sudah gak pakai listrik karena paka matahari/Ada juga sepeda motor memakai tenaga matahari," ujarnya.

Dia mengatakan kalau dulu mahasiswa naik taksi dan angkot harus menuju ke pangkalan atau menunggu di pinggir jalan raya atau memanggil melalui telepon maka hal itu sudah mulai ditinggalkan.

"Dipanggilpun belum tentu datang. Naik angkot harus ke tempat tertentu. Nah, ini ada inovasi baru yakni naik kendaraan tanpa keluar rumah dengan sistem daring," imbuhnya.

Dia mengatakan munculnya aplikasi gojek, grab dan sejenisnya merupakah hasil inovasi sehingga hal itu menjadi tantangan bagi mahasiswa dan dosen saat menghasilkan riset.(*)

Pewarta: Santoso

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017