Surabaya (Antara Jatim) -Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengungkapkan pendaftaran peserta
ujian nasional perbaikan yang digelar bersamaan dengan pendaftaran
peserta UN gelombang dua yang sudah ditutup Sabtu (23/9), minim
pendaftar.
Kabid Penilaian Nonakademik Puspendik Kemendibud, Giri S Hamiseno saat sosialisasi UN gelombang dua di Surabaya, Rabu mengatakan dari data secara nasional peserta UN gelombang dua akan diikuti 98.938 peserta.
Peserta terdiri atas 32.799 peserta Paket B dan 66.139 peserta Paket C. Sementara di Jawa Timur diikuti 6.586 peserta, 2.828 Paket B dan 3.758 Paket C.
"Sementara untuk UNP secara nasional diikuti 14.018 peserta. Rinciannya, jenjang SMA 9.044 peserta, SMK 4.471 peserta, dan Paket C 503 peserta. Datanya ini sudah tidak bergerak," kata dia.
Di Jatim sendiri, lanjut dia UNP akan diikuti 953 peserta. Angka tersebut tergolong minim bila dibandingkan dengan peserta UN SMA/SMK tahun ajaran 2016/2017 di Jatim yang meraih nilai 55 atau di bawahnya.
Berdasar data Dinas Pendidikan Jawa Timur, dari total peserta UNBK jenjang SMK sebanyak 199.070 siswa, 55,47 persen atau sekitar 110.437 siswa meraih nilai di bawah 55. Pada jenjang SMA, peraih nilai di bawah 55 mencapai 132.970 siswa atau sama dengan 85 persen dari total peserta UN sebanyak 156.196 siswa.
Giri mengungkapkan, Kemendikbud tetap menyelenggarakan UNP karena animo peserta tetap ada. Sehingga, pihaknya mencoba menyelenggarakan UNP tiap tahun. "Dulu mungkin dia sakit atau ada keperluan lain sehingga kurang konsentrasi saat ujian utama kemarin," ujarnya.
Disinggung tingkat kehadiran peserta UNP yang minim, Giri mengaku telah mengubah mekanisme pendaftaran. Tahun kemarin semangatnya dalam jaringan dan semua bisa mendaftar, ternyata saat daftar ulang tidak banyak yang hadir. Tahun ini peserta UNP diminta mendaftar langsung ke sekolah penyelenggara UNP.
"Tidak harus ke sekolah masing-masing, tapi ke sekolah yang ditunjuk sebagai penyelenggara di daerah. Tiap kabupaten/kota di sediakan dua sekolah. Semunya penyelenggara ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Kalau animo peserta tinggi bisa ditambah sekolah penyelenggaranya," tutur dia.
Giri menjelaskan, waktu pelaksanaan UN gelombang dua maupun UNP diserahkan kepada peserta. Peserta bisa memilih pada hari aktif atau memilih hari libur. "Peserta ujian ini kan macam-macam, ada yang kerja ada yang sekolah. Jadi waktunya bida disesuaikan," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Kabid Penilaian Nonakademik Puspendik Kemendibud, Giri S Hamiseno saat sosialisasi UN gelombang dua di Surabaya, Rabu mengatakan dari data secara nasional peserta UN gelombang dua akan diikuti 98.938 peserta.
Peserta terdiri atas 32.799 peserta Paket B dan 66.139 peserta Paket C. Sementara di Jawa Timur diikuti 6.586 peserta, 2.828 Paket B dan 3.758 Paket C.
"Sementara untuk UNP secara nasional diikuti 14.018 peserta. Rinciannya, jenjang SMA 9.044 peserta, SMK 4.471 peserta, dan Paket C 503 peserta. Datanya ini sudah tidak bergerak," kata dia.
Di Jatim sendiri, lanjut dia UNP akan diikuti 953 peserta. Angka tersebut tergolong minim bila dibandingkan dengan peserta UN SMA/SMK tahun ajaran 2016/2017 di Jatim yang meraih nilai 55 atau di bawahnya.
Berdasar data Dinas Pendidikan Jawa Timur, dari total peserta UNBK jenjang SMK sebanyak 199.070 siswa, 55,47 persen atau sekitar 110.437 siswa meraih nilai di bawah 55. Pada jenjang SMA, peraih nilai di bawah 55 mencapai 132.970 siswa atau sama dengan 85 persen dari total peserta UN sebanyak 156.196 siswa.
Giri mengungkapkan, Kemendikbud tetap menyelenggarakan UNP karena animo peserta tetap ada. Sehingga, pihaknya mencoba menyelenggarakan UNP tiap tahun. "Dulu mungkin dia sakit atau ada keperluan lain sehingga kurang konsentrasi saat ujian utama kemarin," ujarnya.
Disinggung tingkat kehadiran peserta UNP yang minim, Giri mengaku telah mengubah mekanisme pendaftaran. Tahun kemarin semangatnya dalam jaringan dan semua bisa mendaftar, ternyata saat daftar ulang tidak banyak yang hadir. Tahun ini peserta UNP diminta mendaftar langsung ke sekolah penyelenggara UNP.
"Tidak harus ke sekolah masing-masing, tapi ke sekolah yang ditunjuk sebagai penyelenggara di daerah. Tiap kabupaten/kota di sediakan dua sekolah. Semunya penyelenggara ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Kalau animo peserta tinggi bisa ditambah sekolah penyelenggaranya," tutur dia.
Giri menjelaskan, waktu pelaksanaan UN gelombang dua maupun UNP diserahkan kepada peserta. Peserta bisa memilih pada hari aktif atau memilih hari libur. "Peserta ujian ini kan macam-macam, ada yang kerja ada yang sekolah. Jadi waktunya bida disesuaikan," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017