Bojonegoro (Antara Jatim) - Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan BUMD Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, bisa mengajukan permintaan alokasi minyak, namun dalam membangun kilang bukan "joint operation" (JO).
"Ya kalau dalam membangun kilang minyak BUMD "JO" ya pengajuan alokasi minyak saya tolak," kata dia di Bojonegoro, Senin.
Namun, menurut dia, kalau BUMD membangun kilang tidak berdasarkan JO maka pengajuan alokasi minyak untuk kilang akan memperoleh persetujuan.
"Silahkan BUMD mengajukan alokasi minyak," ucapnya menambahkan.
Sebelum itu, Direktur PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS), BUMD milik Pemkab Bojongoro Toni Ade Irawan menyatakan PT BBS sudah memperoleh izin pembangunan kilang minyak dari Kementerian ESDM dengan memanfaatkan produksi minyak Blok Cepu awal Juni.
Sesuai rencana PT BBS membangun kilang minyak dengan kapasitas pengolahan 10.000 barel per hari dengan perkiraan biaya pembangunan kilang mencapai Rp1,2 triliun bekerja sama dengan PT Tierra Energi Perkasa Jakarta.
Saat ini, lanjut dia, PT BBS sudah mengirimkan pengajuan permohonan alokasi minyak dari Blok Cepu untuk persyaratan pembangunan kilang minyak.
"Kami optimistis bisa menyelesaikan pembangunan kilang minyak dalam kurun waktu 2 tahun," kata Direktur PT Tierra Energi Perkasa Jakarta Edwargo Setjadiningrat.
Menjawab pertanyaan terkait pengajuan alokasi minyak dari PT BBS kepada Kementerian ESDM, menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ego Syahrial, Pemerintah akan mendorong swasta bisa mendirikan kilang, tetapi juga sudah memiliki alokasi minyak.
Menteri ESDM Ignasius Jonan dengan didampingi Bupati Bojonegoro Suyoto, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, meletakkan proyek pengembangan lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (TBR) di Kecamatan Ngasem, Bojonegoro.
Hadir dalam acara itu, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Tanri Abeng dan Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik.
Proyek pengembangan lapangan gas JTB di daerah setempat dengan alokasi biaya sebesar 1,547 miliar dolar Amerika Serikat diperkirakan bisa selesai dalam kurun waktu sekitar 4 tahun.
Produksi gas lapangan JTB akan dialirkan melalui pipa transmisi Semarang-Gresik dengan pembeli utama PT PLN dengan harga 7,6 dolar Amerika Serikat/juta standar kaki kubik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Ya kalau dalam membangun kilang minyak BUMD "JO" ya pengajuan alokasi minyak saya tolak," kata dia di Bojonegoro, Senin.
Namun, menurut dia, kalau BUMD membangun kilang tidak berdasarkan JO maka pengajuan alokasi minyak untuk kilang akan memperoleh persetujuan.
"Silahkan BUMD mengajukan alokasi minyak," ucapnya menambahkan.
Sebelum itu, Direktur PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS), BUMD milik Pemkab Bojongoro Toni Ade Irawan menyatakan PT BBS sudah memperoleh izin pembangunan kilang minyak dari Kementerian ESDM dengan memanfaatkan produksi minyak Blok Cepu awal Juni.
Sesuai rencana PT BBS membangun kilang minyak dengan kapasitas pengolahan 10.000 barel per hari dengan perkiraan biaya pembangunan kilang mencapai Rp1,2 triliun bekerja sama dengan PT Tierra Energi Perkasa Jakarta.
Saat ini, lanjut dia, PT BBS sudah mengirimkan pengajuan permohonan alokasi minyak dari Blok Cepu untuk persyaratan pembangunan kilang minyak.
"Kami optimistis bisa menyelesaikan pembangunan kilang minyak dalam kurun waktu 2 tahun," kata Direktur PT Tierra Energi Perkasa Jakarta Edwargo Setjadiningrat.
Menjawab pertanyaan terkait pengajuan alokasi minyak dari PT BBS kepada Kementerian ESDM, menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ego Syahrial, Pemerintah akan mendorong swasta bisa mendirikan kilang, tetapi juga sudah memiliki alokasi minyak.
Menteri ESDM Ignasius Jonan dengan didampingi Bupati Bojonegoro Suyoto, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, meletakkan proyek pengembangan lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (TBR) di Kecamatan Ngasem, Bojonegoro.
Hadir dalam acara itu, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Tanri Abeng dan Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik.
Proyek pengembangan lapangan gas JTB di daerah setempat dengan alokasi biaya sebesar 1,547 miliar dolar Amerika Serikat diperkirakan bisa selesai dalam kurun waktu sekitar 4 tahun.
Produksi gas lapangan JTB akan dialirkan melalui pipa transmisi Semarang-Gresik dengan pembeli utama PT PLN dengan harga 7,6 dolar Amerika Serikat/juta standar kaki kubik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017