Surabaya (Antara Jatim) - Dua kota yakni Surabaya, Jawa Timur dan Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi tuan rumah Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tanggal 25-29 September 2017.

"Bagi jenjang SD, SMP, dan Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK) dipusatkan di Kota Surabaya. Sementara jenjang pendidikan menengah SMA/SMK diselenggarakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)," kata Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Wowon Widaryat di Surabaya, Senin.

Wowon menjelaskan alasan digelarnya FLS2N secara terpisah adalah untuk memberi kesempatan daerah-daerah agar bisa menyelenggarakan FLS2N. Tahun depan mungkin daerah-daerah yang belum pernah menjadi tuan rumah akan diberi kesempatan.

"Potensi-potensi daerah wisata bisa dikunjungi oleh anak-anak sebagai wisata edukasi. Jadi bisa mengenal seluruh Nusantara ini, bisa mengenal budaya-budaya daerah. Jadi, baru kali ini penyelenggaraannya dibagi dua daerah," ujar Wowon.

Dalam FLS2N tahun ini ada empat bidang lomba yang diikuti 370an siswa SD. Antara lain lomba baca puisi, lomba menyanyi tunggal, lomba pantomim, dan lomba seni tari. Seluruh peserta merupakan hasil seleksi tingkat kabupaten/kota hingga provinsi.

"Jadi asalnya per sekolah per kecamatan. Kemudian dijaring tingkat kabupaten/kota, kemudian dijaring tingkat provinsi," ujarnya.

Wowon mengungkapkan, siswa ini merupakan yang terbaik yang mewakili 26 juta siswa di seluruh Indonesia. Diharapkan dari anak-anak yang memiliki bakat bidang seni ini, ke depan bisa berprestasi lagi. Karena tingkat SD ini tingkat dasar, sehingga bisa berkembang di tingkat SMP maupun SMA hingga masyarakat,

"Itu seiring dengan program pemerintah untuk memunculkan anak-anak berbakat di tingkat sekolah melalui ekstrakurikuler. Total peserta SD 370 an. Digabung seluruh jenjang memang ribuan," tuturnya.

Dia menyebut bakat seni di tiap-tiap daerah bisa muncul, dan lomba-lomba ini diikuti seluruh provinsi dan kabupaten/kota. Artinya, minat seni itu merata secara nasional. Hanya dua provinsi yang absen karena masalah persiapan. "Tahun ini sebenarnya transisi berakhirnya pengelolaan SD dan SMP dari tangan provinsi," ucapnya.

Atas kondisi itu, ada beberapa provinsi yang kurang siap mengoordinir kabupaten/kota di daerahnya karena masalah pembiayaan. Jadi, ada beberapa lomba yang tidak mereka ikuti. Ke depan pihaknya akan membiayai dan juga fasilitasi.

"Diharapkan kabupaten/kota dan provinsi tetap menganggarkan untuk pembinaan. Tetapi untuk penyelenggaraan tingkat nasional itu dari pusat. Untuk mengoordinir provinsi dari kabupaten/kota akan diberi anggaran dari pusat agar tidak ada lagi provinsi-provinsi yang tidak mengirim utusannya," kata Wowon.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017