Banyuwangi (Antara Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memaparkan kinerja pembangunan di daerahnya dalam acara kursus politik yang diikuti kalangan profesional di DPP PDI Perjuangan, Minggu.

Anas saat dihubungi Antara mengatakan, dalam acara itu, dia menjelaskan tentang berbagai program yang dilaksanakan di Banyuwangi. "Saya diminta untuk berbagi pengalaman tentang program-program yang dijalankan di Banyuwangi, sekaligus kami berdiskusi untuk perbaikan-perbaikan ke depan," ujar Anas.

Anas lalu menyebutkan sejumlah program yang dipaparkan, seperti beasiswa Banyuwangi Cerdas, program penugasan sarjana ke desa-desa yang sulit diakses secara geografis, pengembangan pariwisata, peningkatan sektor pertanian, proteksi pasar pedagang tradisional, pembukaan kampus negeri, hingga rumah singgah bagi warga Banyuwangi yang dirujuk ke RSUD dr Soetomo di Surabaya.

Berkat berbagai program yang dikerjakan secara bergotong-royong, Anas menyebut, Banyuwangi secara bertahap terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. "Tentu dengan tidak mengesampingkan bahwa ada kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi bersama," ujarnya.

Data BPS menyebutkan, ada lonjakan 99 persen pendapatan per kapita warga dari Rp 20,8 juta per orang per tahun pada 2010 menjadi Rp 41,46 juta per orang per tahun pada 2016. Kemiskinan berhasil turun drastis menjadi 8,79 persen.

Penerbangan ke Banyuwangi yang dulu tak ada kini enam kali frekuensi dalam sehari dari Jakarta dan Surabaya. Banyuwangi yang dulu tak punya perguruan tinggi negeri kini bahkan memiliki tiga kampus negeri, salah satunya Universitas Airlangga Kampus Banyuwangi yang akan menjadi embrio Universitas Negeri Banyuwangi. Banyuwangi juga ditetapkan sebagai kabupaten pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mendapat nilai A (terbaik) dalam penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Anas juga memaparkan sejumlah rencana pada 2018. Di antaranya pembangunan rumah sakit tanpa kelas dan pemberian makanan gratis tiap hari yang diantar ke rumah-rumah warga miskin.

Terkait kehadirannya di kursus politik PDIP apakah terkait dengan pencalonan di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jatim, Anas membantahnya. Menurut dia, kursus politik adalah agenda rutin PDIP, dan dia kerap diundang untuk mengisi sebagai pemateri.

"Tidak ada kaitan dengan Pilgub Jatim. Biasa saja menjadi pemateri di acara kursus. Kalau soal Pilgub Jatim itu wewenang sepenuhnya di ketua umum Ibu Megawati, kita pasrah saja," ujarnya. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017