Jakarta, (Antara) - Menko Polhukam Wiranto melapor kepada Presiden Joko Widodo terkait rencana pembelian pesawat tempur Sukhoi SU-35 dari Rusia.
"Tadi saya juga lapor Presiden soal pembelian pesawat Sukhoi SU-35," kata Wiranto usai menghadap Presiden di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Menurut dia, Indonesia sudah berencana untuk melengkapi alat utama sistem pertahanan (alutsista), walaupun kemungkinan perang itu tipis, tetapi untuk menjaga wilayah kedaulatan perlu penguatan alutsista. termasuk untuk penguatan "bargaining" dalam hal diplomasi internasional.
"Alutsista perlu penguatan, pengalaman waktu kita merebut Irian Barat, itu juga kita perlu kekuatan yang besar untuk 'bargaining position' dari soal diplomasi politik," tuturnya.
Menko Polhukam mengungkapkan bahwa Indonesia sudah beli delapan pesawat Sukhoi SU-35 lengkap dan sekarang berencana untuk beli lagi 11 pesawat.
"Itu sudah rencana lama, tetapi kita perketat syaratnya. Kita yang memperketat syaratnya, si penjual supaya ngak seenaknya menjual tanpa ada keuntungan dari kita. Banyak hal yang bisa kita dapatkan," kata Wiranto.
Dia mengungkapkan bahwa syrat-syarat itu di antaranya 50 persen dari harga pembelian ini dibayar dengan cara imbal beli atau dibayar dengan komoditas asli Indonesia.
"Ada 17 komoditas yang sekarang sedang dibincangkan, kira-kira mana, tapi banyak hal yang kita bisa membayar pakai minyak kelapa sawit, bisa kita pakai kopi, tembakau, juga kemarin muncul lagi bisa dibayar pakai industri militer seperti seragam, jaket yang antipeluru. Itu kita punya," tuturnya, menjelaska.
Dengan cara pembayaran tersebut, kata Wiranto, maka akan menghidupkan industri dalam negeri serta memberikan peluang untuk mengekspor barang-barang komoditas Indonesia dengan harga yang wajar.
Wiranto juga mengungkapkan bahwa syarat pembelian pesawat Sukhoi SU-35 ini juga adanya alih teknologi, di mana nanti diberi kesempatan untuk membangun pabrik suku cadang Sukhoi di Indonesia.
"Sehingga kita menjadi pusat pemasaran Sukhoi di wilayah Asia," ujar Wiranto.
Menko Polhukam juga menyebut persyaratan adanya konten lokal dalam pesawat tersebut dan akan terus ditingkatkan kandungannya.
"Jadi itu yang banyak hal lagi yang kita persyaratkan kita membeli dan mereka setuju ternyata. Kan mereka butuh kan. Saat ini masih dalam proses ini mudah-mudahan Desember, ini kita juga bisa tandatangani untuk menambah armada Sukhoi SU-35 itu," demikian Wiranto.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Tadi saya juga lapor Presiden soal pembelian pesawat Sukhoi SU-35," kata Wiranto usai menghadap Presiden di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Menurut dia, Indonesia sudah berencana untuk melengkapi alat utama sistem pertahanan (alutsista), walaupun kemungkinan perang itu tipis, tetapi untuk menjaga wilayah kedaulatan perlu penguatan alutsista. termasuk untuk penguatan "bargaining" dalam hal diplomasi internasional.
"Alutsista perlu penguatan, pengalaman waktu kita merebut Irian Barat, itu juga kita perlu kekuatan yang besar untuk 'bargaining position' dari soal diplomasi politik," tuturnya.
Menko Polhukam mengungkapkan bahwa Indonesia sudah beli delapan pesawat Sukhoi SU-35 lengkap dan sekarang berencana untuk beli lagi 11 pesawat.
"Itu sudah rencana lama, tetapi kita perketat syaratnya. Kita yang memperketat syaratnya, si penjual supaya ngak seenaknya menjual tanpa ada keuntungan dari kita. Banyak hal yang bisa kita dapatkan," kata Wiranto.
Dia mengungkapkan bahwa syrat-syarat itu di antaranya 50 persen dari harga pembelian ini dibayar dengan cara imbal beli atau dibayar dengan komoditas asli Indonesia.
"Ada 17 komoditas yang sekarang sedang dibincangkan, kira-kira mana, tapi banyak hal yang kita bisa membayar pakai minyak kelapa sawit, bisa kita pakai kopi, tembakau, juga kemarin muncul lagi bisa dibayar pakai industri militer seperti seragam, jaket yang antipeluru. Itu kita punya," tuturnya, menjelaska.
Dengan cara pembayaran tersebut, kata Wiranto, maka akan menghidupkan industri dalam negeri serta memberikan peluang untuk mengekspor barang-barang komoditas Indonesia dengan harga yang wajar.
Wiranto juga mengungkapkan bahwa syarat pembelian pesawat Sukhoi SU-35 ini juga adanya alih teknologi, di mana nanti diberi kesempatan untuk membangun pabrik suku cadang Sukhoi di Indonesia.
"Sehingga kita menjadi pusat pemasaran Sukhoi di wilayah Asia," ujar Wiranto.
Menko Polhukam juga menyebut persyaratan adanya konten lokal dalam pesawat tersebut dan akan terus ditingkatkan kandungannya.
"Jadi itu yang banyak hal lagi yang kita persyaratkan kita membeli dan mereka setuju ternyata. Kan mereka butuh kan. Saat ini masih dalam proses ini mudah-mudahan Desember, ini kita juga bisa tandatangani untuk menambah armada Sukhoi SU-35 itu," demikian Wiranto.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017