Kediri (Antara Jatim) - Sekolah di Kediri, Jawa Timur, diminta Dinas Pendidikan Kota Kediri, agar lebih intensif lagi mengenalkan seni budaya pada para pelajar, terutama kesenian dari Kediri, dengan harapan kesenian tersebut tetap lestari.
     
"Pendidikan seni tentunya bisa menjadi lebih luwes, jadi antara otak kanan dan otak kiri anak-anak seimbang. Di sekolah kan ada seni, jadi harapannya lebih dini, paud, sudah mengenal," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto di Kediri, Jumat.
     
Ia mengatakan pemerintah memberikan apresiasi positif dengan adanya pendidikan seni, termasuk kegiatan ekstrakurikuler. Pendidikan seni bagian dari pendidikan karakter, sehingga anak-anak bisa belajar banyak tentang kebudayaan.
     
Belajar tentang seni, kata dia, tentunya juga memberikan efek positif. Selain bisa melestarikan kebudayaan, mereka juga bisa mengembangkan bakat. Selain menari, juga ada seni tarik suara, pahat, melukis, ataupun kesenian lainnya.
     
Ia juga menyebut, grup kesenian dari sekolah di Kota Kediri juga tidak kalah dengan grup kesenian yang sudah profesional lainnya. Untuk itu, ia terus mendukung sekolah agar terus berkomitmen ikut mengasah kemampuan anak-anak.
      
Siswanto juga berharap, ke depan mereka bisa tampil di berbagai ajang. Bukan hanya di tingkat lokal, tapi bisa nasional bahkan internasional. Seperti Sanggar Guntur Kediri, yang mendapatkan kesempatan untuk ikut festival di Melbourne, Australia.
     
Rombongan penari dari Sanggar Guntur Kediri tersebut rencananya akan berangkat pada 18 September 2018. Mereka akan berada di Australia sekitar 10 untuk tampil di festival tersebut. Sanggar tersebut mendapatkan kesempatan setelah mereka sempat tampil di Konferensi Asia Afrika 2015 yang berada di Bandung. Panitia pelaksana festival di Australia tersebut tertarik, dan mengundang sanggar guntur tersebut untuk tampil. 
     
Pendiri Sanggar Guntur Kediri yaitu Guntur Tri Kuncoro mengatakan sudah meminta anak-anak asuhnya untuk berlatih intensif. Selama kurun waktu dua bulan ini, ia sudah menyiapkan tim untuk tampil di festival ini dan lebih memperpanjang waktu latihan.
     
"Kami intensif latihan. Jika biasanya satu pekan dua kali hari Senin dan Kamis, menjelang agenda ini menjadi empat kali," katanya.
     
Guntur mengaku, pentas di luar negeri ini bukan pertama kali bagi sanggar yang dikelolanya. Setidaknya, sudah sekitar tujuh kali ia dengan tim pentas ke sejumlah negara, seperti Jepang, Tiongkok, Thailand, dan sejumlah negara lainnya.
     
Dalam festival ini, akan menyuguhkan empat tarian yang semuanya bertema Panji. Tarian itu antara lain ketek ogleng, kidung trisno keduwung, topeng panji, dan songgolangit pasemboyo. Tarian tersebut melibatkan penari laki-laki dan perempuan. 
     
Dari tarian tersebut masih satu rangkaian dengan cerita Panji. Namun, tarian ketek ogleng, menjadi salah satu yang diunggulkan dan diharapkan bisa memukai para peserta festival. 
     
Sementara itu, total yang akan diajak mengikuti festival tersebut, kurang lebih ada 14 orang. Selain penari, juga ada pemain musik, perias, serta pesinden. Untuk perias dan pesinden sengaja diajak, sebab pengalaman saat tampil dalam kegiatan di luar kota, ternyata membuat persiapan terbengkalai. 
     
Ia juga sangat bangga bisa menampilkan kesenian dari Kediri ke luar negeri. Terlebih lagi, bisa membawakan tarian cerita Panji, sehingga diharapkan kesenian dari Kediri bisa lestari dan dikenal hingga mancanegara. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017