Banjarmasin, (Antara) - Presiden Joko Widodo membagikan 1.585 Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan 1.002 Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat.
"Hari ini dibagikan KIP 1.585, coba diangkat kartunya, diangkat semuanya, mau saya hitung dulu, 1, 2, 3, 4, 10, 1.585 sudah, yang PKH 1.002 orang betul?" tanya Presiden Joko Widodo di halaman kantor Wali Kota Banjarmasin.
KIP dibagikan untuk siswa SD (652 penerima), SMP (451 penerima), SMA (219 penerima), SMK (26 penerima), peserta paket A (35 penerima), paket B (53 penerima) dan paket C (146 penerima).
KIP untuk SD senilai Rp450 ribu, SMP Rp750 ribu dan SMA/SMK Rp1 juta. Sedangkan PKH berisi rekening di bank senilai Rp1,89 juta yang dapat diambil secara bertahap.
"Untuk penerima PKH, diambil Rp500 ribu cukup tidak ibu-ibu? Nah kalau begitu tahun depan tidak perlu ditambah, katanya cukup ya tapi tergantung anggaran Kementerian Sosial kalau banyak minta sama bu menteri 'Bu minta ditambah anggarannya'," kata Presiden membuka percakapan dengan para ibu penerima PKH.
Presiden berpesan agar uang tidak diberikan kepada suami yang meminta untuk membeli rokok dan pulsa.
"Anggaran dipakai untuk menambah gizi anak, gizi disiapkan agar anak-anak kita pintar. Saya juga anak keluarga tidak mampu tapi urusan gizi diurus sama ibu saya, kalau tidak diurus tidak akan pintar," ungkap Presiden.
Untuk para pelajar, Presiden juga berpesan agar tidak membelikan uang teresbut untuk pulsa.
Tidak ketinggalan Presiden juga membagikan sepeda kepada tiga peserta salah satunya adalah Ibu Kurziah dari Kota Banjarmasin.
"Anak saya sekolah di SMK 4, ada pelajaran 'laptop', dia bilang 'saya tidak punya bu', tapi saya tidak ada uang," kata Karziah.
"Berapa sih 'laptop' harganya?" tanya Presiden.
"Berjuta-juta," jawab Karziah.
"Berapa?" tanya Presiden.
"Rp3 juta," jawab Karziah.
"Laptop seperti apa sih?" tanya Presiden.
"Tidah tahu," jawab Karziah.
"Bukan komputer?" tanya Presiden.
"Bukan," jawab Karziah.
"Ya sudah," kata Presiden.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Hari ini dibagikan KIP 1.585, coba diangkat kartunya, diangkat semuanya, mau saya hitung dulu, 1, 2, 3, 4, 10, 1.585 sudah, yang PKH 1.002 orang betul?" tanya Presiden Joko Widodo di halaman kantor Wali Kota Banjarmasin.
KIP dibagikan untuk siswa SD (652 penerima), SMP (451 penerima), SMA (219 penerima), SMK (26 penerima), peserta paket A (35 penerima), paket B (53 penerima) dan paket C (146 penerima).
KIP untuk SD senilai Rp450 ribu, SMP Rp750 ribu dan SMA/SMK Rp1 juta. Sedangkan PKH berisi rekening di bank senilai Rp1,89 juta yang dapat diambil secara bertahap.
"Untuk penerima PKH, diambil Rp500 ribu cukup tidak ibu-ibu? Nah kalau begitu tahun depan tidak perlu ditambah, katanya cukup ya tapi tergantung anggaran Kementerian Sosial kalau banyak minta sama bu menteri 'Bu minta ditambah anggarannya'," kata Presiden membuka percakapan dengan para ibu penerima PKH.
Presiden berpesan agar uang tidak diberikan kepada suami yang meminta untuk membeli rokok dan pulsa.
"Anggaran dipakai untuk menambah gizi anak, gizi disiapkan agar anak-anak kita pintar. Saya juga anak keluarga tidak mampu tapi urusan gizi diurus sama ibu saya, kalau tidak diurus tidak akan pintar," ungkap Presiden.
Untuk para pelajar, Presiden juga berpesan agar tidak membelikan uang teresbut untuk pulsa.
Tidak ketinggalan Presiden juga membagikan sepeda kepada tiga peserta salah satunya adalah Ibu Kurziah dari Kota Banjarmasin.
"Anak saya sekolah di SMK 4, ada pelajaran 'laptop', dia bilang 'saya tidak punya bu', tapi saya tidak ada uang," kata Karziah.
"Berapa sih 'laptop' harganya?" tanya Presiden.
"Berjuta-juta," jawab Karziah.
"Berapa?" tanya Presiden.
"Rp3 juta," jawab Karziah.
"Laptop seperti apa sih?" tanya Presiden.
"Tidah tahu," jawab Karziah.
"Bukan komputer?" tanya Presiden.
"Bukan," jawab Karziah.
"Ya sudah," kata Presiden.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017