Sumenep (Antara Jatim) - Ratusan pelajar SMAN 1 Batuan, Sumenep, Jawa Timur, Rabu siang, menggelar shalat ghaib dan doa bersama bagi korban kebiadaban yang dilakukan Junta Militer Myanmar terhadap etnis Rohingya.

"Ini bentuk solidaritas sekaligus mengajari anak-anak kami untuk memiliki kepekaan sosial terhadap dunia luar. Kasus di Rohingya adalah tragedi kemanusiaan yang tak bisa dibenarkan oleh agama apa pun," ujar Kepala SMAN 1 Batuan, Salehoddin di Sumenep, Rabu.

Pelaksanaan shalat ghaib yang dilanjutkan dengan membaca surat Yasin, tahlil, dan doa bersama itu dilakukan pelajar putra dan putri SMAN 1 Batuan setelah salat Duhur di mushalla sekolah.

Salehoddin menjelaskan, kekerasan yang menimpa etnis Rohingya merupakan bentuk pengkhianatan aparat negara terhadap warganya.

Etnis Rohingya sebagai bagian dari Myanmar seharusnya mendapat perlindungan secara utuh oleh aparat negara setempat.

"Ini tragedi kemanusiaan luar biasa yang dilakukan negara dan aparatnya terhadap warganya. Semoga pemangku kepentingan di Myanmar menghentikan tindakan brutalnya itu dan umat muslim di Rohingya diberi kekuatan oleh Allah SWT," kata Salehoddin, menerangkan.

Ia juga menilai tragedi kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar bukan konflik agama, melainkan kasus kekerasan aparat negara terhadap warganya.

"Itu bentuk kesewenang-wenangan dan pelanggaran hak azasi manusia yang dilakukan aparat negara terhadap etnis Rohingya yang kebetulan mayoritas muslim," ujarnya. (*)
Video oleh: Slamet Hidayat

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017