Surabaya (Antara Jatim) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sedang melakukan kajian  standardisasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) bidang perkapalann, karena minimnya komponen kapal yang terbuat dari produk dalam negeri.

"Masih belum ada standadisasinya untuk setiap komponen kapal, sehingga produksi-produksi massal belum bisa dilakukan. Oleh karena itu kini kami bekerja sama dengan pihak perindustrian melakukan kajian tersebut," kata Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa Wahyu Widodo Pandoe di Surabaya, Selasa.

Wahyu yang ditemui usai acara Simposium Internasional Kemaritiman yang digelar BPPT di Surabaya mengaku, dengan adanya kajian TKDN diharapkan produk kemaritiman, khusunya kapal, ke depannya akan mempunyai standar, dan bisa diproduksi secara massal.

"Selama ini secara material belum ada standardisasinya, mungkin akan kami dorong ke sana, dan ini memang membutuhkan waktu cukup lama, dan akan dilakukan secara bertahap," katanya.

Wahyu mengatakan, saat ini TKDN bidang perkapalanl masih minim sekitar 30 hingga 35 persen, dan dengan adanya kajian bisa ditingkatkan lebih tinggi.

"Target pemerintah untuk TKDN adalah setinggi mungkin, bisa mencapai 60 hingga 70 persen, namun itu membutuhkan waktu lama dan sesuai rencana kami bisa tercapai 20-25 tahun lagi," katanya.

Wahyu mengakui, TKDN adalah tugas bersama dan bukan hanya BPPT, serta dibutuhkan sinergi antarkementerian lembaga dengan koordinasi Menkomaritim, karena di dalamnya ada kemampuan desain dan pemakai kapal.

"Untuk saat ini yang paling susah adalah permesinan kapal, karena komponennya cukup banyak dan terdiri dari komponen kecil dulu seperti  turbin," katanya. 

Sementara itu kegiatan Simposium Internasional Kemaritiman digelar untuk mendukung arah dan kebijakan pemerintah di bidang kemaritiman dan pengelolaan sumber daya alam kelautan, serta memperkuat jaringan dan kerja sama di bidang industri maritim.

BPPT melakukan kajian TKDN bidang perkapalan melalui salah satu unitnya, yaitu Balai Teknologi Hidrodinamika (BTH) yang berfungsi sebagai laboratorium penunjang industri maritim dengan harapan akan menjadikan lndonesia bangsa yang mandiri dalam penguasaan iptek di bidang Maritim. 

Tujuan pendirian BTH sejalan dengan prinsip peningkatan TKDN yang dicanangkan pemerintah, dan BTH menjadi salah satu komponen penting dalam melakukan rancang bangun dan inovasi desain kapal dan 
sarana/bangunan apung lainnya di dalam negeri. (*)

Video oleh: Abdul Malik


Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017