Ponorogo (Antara Jatim) - Polres Ponorogo bersama Gerakan Pemuda Ansor, Pemkab dan Kodim setempat menggelar Festival Balon di Lapangan Desa Nongkodono, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (3/9).

Kapolres AKBP Suryo Sudarmadi selaku inisiator Festival Balon Ponorogo menjelaskan, pihaknya sering mendapat komplain terkait razia balon udara di daerah setempat pada Hari Raya Idul Fitri belum lama ini. Masyarakat penggemar balon udara yang sering menerbangkan balon pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, kata Suryo, menganggap polisi memunahkan tradisi masyarakat setempat. Itulah makanya, Polres mencari solusi melalui festival.

"Polisi banyak mendapatkan komplain dari masyarakat Ponorogo terkait razia dengan perampasan barang bukti balon udara yang kami laksanakan, mereka mengatakan menerbangkan balon udara itu tradisi mengapa harus dipunahkan, harus diberantas?" kata Suryo menirukan komplain masyarakat.

Sementara masyarakat di luar Ponorogo, lanjut Suryo juga melakukan komplain karena balon udara Ponorogo yang menggunakan asap dan sumbu api sebagai tenaga dorong untuk bisa terbang sering menimbulkan bencana, antara lain kebakaran hutan, menyebabkan listrik padam, dan bahkan dari otoritas penerbangan udara juga melakukan komplain karena balon udara mengganggu penerbangan.

"Berangkat dari banyaknya komplain itulah saya berinisiatif membuat festival, di mana festival itu menampilkan balon yang aman, dan alhamdulillah hari ini kita gelar, dan antusias masyarakat luar biasa yang datang untuk menonton," ujarnya.

Masih menurut Kapolres Suryo, Festival Balon Ponorogo merupakan yang pertama dan dia klaim sebagai yang pertama di Indonesia. Diharapkan pada festival selanjutnya yang akan digelar pada Hari Raya Idul Fitri mendatang bisa lebih sukses.

"Tadi dari kementerian Perhubungan dari Jakarta juga datang menyaksikan dan mengatakan balon udara dalam festival ini sangat aman. Festival balon ini merupakan yang pertama di Indonesia, daerah lain belum ada yang menggelar festival balon udara seperti ini. Mudah-mudahan festival yang akan datang lebih sukses lagi," kata Kapolres.

Dalam festival tersebut seluruh balon menggunakan bahan pendorong asap dari dedaunan kering tanpa menggunakan sumbu api. Selain itu juga menggunakan tali kendali, sehingga jarang ada balon yang lepas dari tali akibat putus.

"Balon udara ini dikendalikan dengan tali dan tidak ada sumbu apinya, sehingga kalaupun misalnya tali itu putus paling lama 15 menit balon itu sudah akan turun lagi, sehingga sangat aman," katanya.

Festival Balon Ponorogo diikuti perwakilan seluruh kecamatan di Ponorogo dengan menerbangkan 46 balon udara berbagai bentuk, motif dan ukuran. Ribuan warga menonton festival secara gratis. Kapolres Suryo berharap kegiatan festival balon udara seperti itu bisa menarik wisatawan berkunjung ke Ponorogo.

"Kalau ini dikemas dengan baik, bisa saja menarik wisatawan dari daerah lain untuk berkunjung ke Ponorogo. Kalau banyak wisatawan datang ke Ponorogo, maka banyak masyarakat yang akan diuntungkan" ujarnya. (*)

Pewarta: Siswowidodo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017