Jember (Antara Jatim) - Festival Bujang Ganong yang digelar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 8 Jember, Jawa Timur untuk melestarikan kesenian tradisional terutama reog di wilayah setempat.

"Sebanyak 160 penari dari berbagai kabupaten menampilkan kemampuannya yang terbaik dan rata-rata sebagian peserta adalah pelajar," kata Kepala SMK Negeri 8 Jember Suprihartono di Jember, Rabu.

Menurutnya bujang ganong selama ini hanya sebagai pelengkap kesenian tradisional reog dan jarang dilombakan, sehingga diharapkan dengan festival tersebut dapat membangkitkan generasi muda untuk mencintai budaya Indonesia.

Awalnya festival tersebut hanya digelar untuk masyarakat umum di Jember, namun antusias masyarakat di luar daerah cukup banyak, sehingga peserta bujang ganong atau ganongan berasal dari Malang, Jombang, Kediri, dan Ponorogo.

"Kami ingin mengenalkan tarian bujang ganong kepada para pelajar dan masyarakat yang merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya warisan bangsa, agar tidak punah," katanya.

Ia berharap para peserta menampilkan kreatifitas tarian terbaiknya dalam festival tersebut karena sejumlah dewan juri akan memberikan penilaian dan peserta dengan atraksi yang paling bagus akan menjadi pemenang.

Sementara salah seorang peserta Putri mengaku senang adanya festival yang melombakan tarian bujang ganong yang selama ini menjadi pelengkap kesenian reog Ponorogo, namun perlu persiapan yang cukup untuk tampil dalam festival tersebut.

"Kebetulan keluarga saya suka seni, sehingga mereka sangat mendukung ikut Festival Bujang Ganong di SMK Negeri 8 Jember. Tarian Bujang Ganong sebenarnya tarian cowok, sehingga perlu latihan untuk menyelaraskan gerakan pakemnya karena dikhawatirkan salah," ujarnya.

Ia berharap generasi muda terutama para pelajar bisa mencintai kesenian dan melestarikan kebudayaan tradisional, sehingga beragam kegiatan kesenian harus mendapatkan dukungan dari semua pihak.(*)
Video oleh: Zumrotun Solichah

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017