Surabaya (Antara Jatim) - Pengusaha pelayaran yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang "Indonesia National Shipowners Association" Jawa Timur (DPC INSA Jatim) mendesak aparat berwenang mengamankan perairan Indonesia dari kejahatan bajak laut atau perompak.
Ketua DPC INSA Jatim Stenvens Lesawangen kepada wartawan di Surabaya, Rabu, menyebut di beberapa wilayah perairan Indonesia masih marak kejahatan bajak laut yang selama ini tidak pernah terekspos di media.
Dia mencontohkan Kapal Motor (KM) Tanto Sakti 2 pada Selasa, 29 Agustus kemarin, sekitar pukul 21.30 waktu setempat, dirampok komplotan bajak laut di perairan Wangi-wangi, Sulawesi Tenggara.
"Peristiwa perompakan kapal di perairan Indonesia bukan hanya baru kali ini saja, yang menimpa KM Tanto Sakti 2 di perairan Wangi-wangi adalah kejadian yang kesekian kali," ujarnya.
Untuk itu dia mendesak perhatian dari pemerintah yang saat ini sedang menggelorakan semangat Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Bagaimana kita berbicara Indonesia sebagai poros maritim dunia kalau kejahatan bajak laut saat ini sedang meresahkan pihak perusahaan pelayaran tanah air," ujarnya.
Dia menambahkan, kalau perompokan ini dibiarkan, perairan Indonesia justru menjadi perairan Somalia kedua yang marak perompakan dan ditakuti oleh para pelaku pelayaran.
INSA, lanjut Stenven, belum menghitung kerugian materi atas kejadian berbagai perompakan yang teradi di perairan Indonesia.
Menurut dia, kerugian terbesar justru terletak pada psikologis awak kapal serta pihak perusahaan pelayaran.
"Kekhawatiran terhadap kejahatan perompak akan selalu membekas pada didiri para korban dan akan mempengaruhi psikisnya. Hal itu akan berdampak pada kinerja pelayaran. Rasa was-was akan selalu menghantui para awak kapal tatkala berlayar," katanya.
Kepala Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas II Tanjung Perak Surabaya Wawan saat dikonfirmasi menyatakan sama sekali tidak mendengar adanya kejahatan perompakan kapal di wilayah kerjanya.
Termasuk kejadian yang menimpa KM Tanto Sakti 2 yang diinformasikan dirompak di di perairan Wangi-wangi, Sulawesi Tenggara, pada 29 Agustus kemarin, Wawan mengaku sama sekali tidak mendapat informasi.
"Perairan Wangi-wangi di Sulawesi Tenggara memang menjadi salah satu wilayah kerja kami. Tapi kami tidak mendengar terjadi perompakan KM Tanto Sakti 2," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017