Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menemukan sejumlah ternak sapi dalam kondisi menderita penyakit menular di bagian mulut dan mata saat inspeksi mendadak di Pasar Hewan Beji, Tulungagung, Jumat.
    
Pemeriksaan oleh tim dokter hewan dari Disnak Tulungagung itu dilakukan secara acak dari ribuan sapi dan kambing yang saat itu memenuhi areal pasar untuk diperjualbelikan.

"Kasus terbanyak kami temukan adalah penyakit cascadao dan scabies," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnak Tulungagung Mulyanto dikonfirmasi di sela sidak.

Tak ada penanganan khusus dilakukan pascatemuan. Tim disnak selanjutnya hanya mencatat dan memberi arahan cara pengobatan kepada pemilik atau pedagang yang menjual sapi sakit tersebut.

"Sebenarnya tidak berbahaya, namun kami imbau kepada peternak atau pedagang agar tidak menjual sapi dalam kondisi sakit seperti ini," katanya.

Mulyanto mengatakan, kebanyakan peternak dan pedagang salah memahami luka di bagian mata atau mulut pada sapi.

Dikiranya luka biasa karena terkena tali atau gesekan pada kayu kandang, padahal luka itu muncul akibat penyakit menular.

Dijelaskan, ternak sapi dapat tertular cascado dengan perantara lalat tanduk "haematobia irritans", yang nantinya dalam lalat, cacing ini berkembang menjadi larva infekstif.

Menurut Mulyanto, penyakit jenis ini dapat disembuhkan.

"Penularan terjadi bila lalat mengigit sapi, dan menyebarkan stadium infektis dari cacing filaria. Oleh sebab itu, para peternak harus melakukan pengobatan cacing setiap enam bulan sekali," katanya.

Menurutnya, pendeteksian terhadap adanya hewan kurban yang mengidap cacing hati pada hewan kurban bisa dilakukan pendeksian awal.

Namun hal itu memang harus didukung dengan pemeriksaan pada kotoran hewan dan harus dilakukan uji laboratorium, katanya.

"Dari hasil pemeriksaan kotoran jika diketahui adanya parasit, dipastikan ada cacing. Namun jika melihat pada fisik hewan belum begitu kuat dan perlu adanya pemeriksaan dari laboratorium," katanya.
     
Mulyanto menjelaskan, secara umum ada beberapa cara memilih hewan kurban dalam kondisi sehat, di antaranya dengan melihat dari sisi mata apabila mata berair atau sayu dipastikan hewan tersebut sedang sakit.

Dari sisi bulu, jika kondisi bulu mengkilap maka hewan tersebut sehat jika sebaliknnya dipastikan kondisi hewan sedang sakit.

"Dilihat dari sisi pernafasan hewan apabila sedikit tersengal–sengal atau tidak normal maka hewan itu sakit. Banyak sisi fisik untuk melihat kondisi hewan tersebut sakit atau tidak," papar Mulyanto.

Mulyanto menambahkan, untuk penyakit cascado sebenarnya tidak berbahaya, namun pihaknya menghimbau agar penyakit tersebut terlebih dahulu diobati sebelum dijual.

"Menurut aturan agama, jika hewan kurban yang disembelihkan harus dalam keadaan sehat tidak boleh sakit," katanya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017