Jember (Antara Jatim) - Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Cabang Kabupaten Jember, Jawa Timur berupaya untuk mendorong peningkatan partisipasi perempuan dalam pembangunan desa dengan menggelar kegiatan sosialisasi peningkatan partisipasi perempuan desa di aula Kantor PCNU setempat, Minggu.

"Keterwakilan perempuan dalam musyawarah desa ditetapkan minimal 30 persen, namun sampai sekarang belum terwujud dan tidak dilakukan di desa," kata Ketua Penyelenggara Kegiatan Sosialisasi Peningkatan Partisipasi Perempuan Desa Agustina Dewi di Kantor PCNU Jember.

Untuk itu, lanjut dia, perlu didesakkan sebagai upaya pemenuhan hak perempuan, juga sebagai proses untuk merencanakan pembangunan yang lebih adil, supaya hasilnya bisa dinikmati semua warga desa, termasuk perempuan, anak, juga difabel.

"Kehadiran perempuan dalam proses pembangunan mulai dari perencanaan di musyawarah desa, diharapkan akan memunculkan program pembangunan yang lebih sensitif gender dan berkeadilan," tuturnya.

Ia mengatakan perempuan masih termarginalisasi, meskipun saat ini dana miliaran rupiah telah dikelola oleh desa karena perempuan masih tertinggal dalam pendidikan, pelatihan dan pembangunan kapasitas "lifeskill" nya.

"Perempuan masih mengalami pemaksaan pernikahan dini dan perempuan juga masih miskin karena tidak mengakses sumberdaya ekonomi. Hal itu terjadi karena minimnya keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan dan arah pembangunan desa, sehingga hasilnya tidak berpihak kepada perempuan," katanya.

Tahun 2017, dana desa yang diperoleh Kabupaten Jember berasal dari APBN sejumlah Rp205.006.634.000 dan dari dana tersebut, sebanyak 60 persen yakni sejumlah Rp122.455.304.370 sudah disalurkan kepada 225 desa, dan ada satu desa yang belum tersalurkan yakni Rp548.676.030 untuk Desa Seputih, Kecamatan Mayang.

Dari dana desa tersebut dialokasikan untuk pembangunan desa sejumlah Rp170.550.249.061, sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat hanya Rp34.456.384.939 (16,8 persen). 

"Sedikitnya alokasi yang ditujukan untuk pemberdayaan menunjukkan adanya ketimpangan orientasi pembangunan yang hanya berfokus kepada pembangunan fisik di desa," ujarnya.

Selain dana tersebut, lanjut dia, masih banyak dana yang bisa dikelola oleh desa yang berasal dari APBD, bagi hasil pajak, bagi hasil retribusi, pendapatan asli desa, dan lain-lain. 

"Jika perencanaan pembangunan desa melibatkan lebih banyak masyarakat, juga perempuan yang lebih tahu akan kebutuhannya, maka semestinya hasil pembangunan akan lebih bermanfaat dan tepat sasaran, sehingga hasilnya bisa dinikmati semua orang," katanya.

Untuk itu, lanjut dia Fatayat NU Jember menggelar sosialisasi Peningkatan Partisipasi Perempuan Desa dengan dengan menghadirkan Tenaga Ahli dari Progam Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) yang diikuti oleh pengurus Fatayat NU dari 15 Kecamatan dan 140 desa yang ada di Kabupaten Jember.

"Dalam kegiatan ini berhasil membentuk Forum Partisipasi Perempuan Desa yang diharapkan menjadi wadah untuk kader Fatayat NU yang akan berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan di desa, mulai dari perencanaan sampai kepada evaluasi program," ucap akademikus Universitas Jember itu.

Ia mengatakan marginalisasi ekonomi perempuan, kesehatan reproduksi perempuan, peningkatan kualitas sumberdaya dan perlindungan perempuan dari kekerasan adalah masalah klasik yang belum tersentuh oleh pembangunan. 

"Beberapa hal itulah yang akan didesakkan oleh perempuan agar menjadi bagian dari orientasi pembangunan desa. Ini hanya langkah awal karena untuk terlibat dan bisa mempengaruhi pengambilan kebijakan di desa, perlu perubahan mendasar, termasuk persepsi masyarakat dan perempuan sendiri," ucap Koordinator Bidang organisasi PC Fatayat NU Jember itu.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017