Surabaya (Antara Jatim) - Parade Teater Jawa Timur 2017 menyuguhkan beragam bentuk drama yang dipentaskan oleh enam kelompok teater dari tiga kota/ kabupaten di Jawa Timur. 
     
Kegiatan yang merupakan agenda tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun ini berlangsung selama dua hari, 18 - 19 Agustus, di Gedung Cak Durasim, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali Surabaya. 
     
"Kegiatan ini sebagai upaya untuk membangun ruang ekspresi dan apresiasi bagi para seniman melalui karya-karya baru yang kreatif, inovatif dan edukatif," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Jawa Timur Jarianto, usai menyaksikan pertunjukan yang berlangsung hingga Minggu dini hari. 
     
Tampil pada hari pertama, 18 Agustus, adalah Teater Komunitas, asal Kota Malang, yang mementaskan lakon "Kekenceng adalah Situs". Dilanjutkan penampilan Teater Universitas Kanjuruan, yang juga asal Malang, dengan mementaskan lakon "B.O.R" karya Putu Wijaya.
     
Pementasan Parade Teater Jawa Timur 2017 hari pertama ditutup oleh pementasan Serambi Teater dari Kampus Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya yang menyuguhkan lakon "Wek-Wek".
     
Pada hari kedua, tadi malam, pentas dibuka oleh Arek Teater dari Kampus STKW Surabaya dengan lakon Sarip Tambak Oso. Dilanjutkan oleh Teater Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, yang mementaskan lakon adaptasi dari puisi karya WS Rendra berjudul Maria Zaitun.
     
Pentas Parade Teater Jawa 2017 ditutup oleh Teater Ringin Contong dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Jombang dengan lakon Trilogi Asu.
     
"Kami menyadari bahwa seni teater di Jawa Timur akhir-akhir ini perkembangannya memang terasa kurang greget. Kecuali di kalangan pelajar dan mahasiswa yang relatif masih cukup dinamis sehingga perlu ada ruang-ruang untuk unjuk kreasi yang lebih kontinyu," ucap Jarianto. 
     
Setiap penyelenggaraan Parade Teater Jawa Timur, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Jawa Timur selalu mengundang pengamat teater asal luar Jawa Timur untuk mengevaluasi pementasan dari berbagai kelompok yang telah ditampilkan. 
     
Pengamat teater yang diundang untuk Parade Teater Jawa Timur tahun ini adalah Eko "Ompong" Santoso asal Yogyakarta. 
     
Eko menilai pementasan dari enam kelompok teater tersebut telah menyuguhkan beragam bentuk drama yang berbeda-beda. 
     
"Perbedaan bentuk yang disajikan oleh masing-masing enam kelompok teater asal tiga kota di Jawa Timur dalam Parade Teater ini menunjukkan kepada masyarakat atau penonton bahwa seni tetaer itu tidak hanya satu macam, melainkan ekspektasinya ada berbagai macam.  Ini menjadi sangat penting bagi apresiasi masyarakat terhadap pertunjukan teater," ujarnya.
     
Dia menjelaskan, bermacam bentuk teater yang ditampilkan oleh enam kelompok tersebut seiring dengan perkembangan seni teater, yang berjalan beriringan dengan realitas kehidupan, yang meliputi perkembngan teknologi, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
     
"Sekarang ini batas-batas teater dengan seni lainnya sudah mulai melebur. Memungkinkan teman-teman penggiat teater untuk menggali mengeksplorasi, mengobservasi berbagai macam bentuk ekspresi. Dengan begitu medianya bisa menjadi lebih banyak dan pola ungkapnya pun bisa menjadi lebih beragam," katanya, menerangkan. 
     
Eko menyaksikan seluruh kelompok teater yang tampil pada Parade Teater Jawa Timur 2017 selama dua hari ini telah bereksperimen dengan berbagai macam bentuk kesenian lainnya. 
     
"Ada yang memadukan dengan seni tari,  musik dan lain sebagainya. Bahkan ada yang mengadaptasi puisi, sehingga keseluruhan pentas Parade Teater Jawa Timur 2017 menarik untuk diapresiasi," ucapnya. (*)

Pewarta: Hanif N

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017