Surabaya (Antara Jatim) - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WIKA Gedung) yang merupakan anak usaha BUMN dari PT Wijaya Karya (Persero) berencana mengembangkan usahanya ke konstruksi sistem modular, yakni sistem bangunan paket.

"Konstruksi sistem modular ini sudah berkembang dan menjadi tren di luar negeri, namun di Indonesia masih belum terlalu jauh," kata Direktur Human Capital dan Pengembangan Investasi PT WIKA Gedung, Nur Al Fatah di Surabaya, Jumat.

Nur mengaku, beberapa konstruksi sistem modular di Indonesia sudah mulai digunakan, namun hanya khusus untuk kamar mandi dengan paket isinya seperti shower, kran dan bathub atau bak mandi.

"Jadi, sistem konstruksi modular ini tidak memerlukan proses terlalu lama, hanya tinggal meletakkan konstruksi tersebut di atas lahan yang disiapkan," katanya.

Nur mengatakan, negara yang sudah menggunakan sistem ini cukup lama adalah Jepang, dan berkembang tidak hanya untuk konstruksi kamar mandi, melainkan langsung bangunan utuh seperti rumah dan pertokoan.

"Pasar sistem kontruksi modular ini mempunyai potensi yang tinggi, dan harganya juga mahal seperti untuk paket lengkap kamar mandi bisa mencapai Rp60 juta," katanya.

Nur mengaku, pangsa pasar kontruksi modular di Indonesia diperkirakan mulai ramai pada tahun 2018, karena gencarnya pembangunan infrastruktur di beberapa daerah di Indonesia.

"Dengan sistem ini, para konsumen bisa memilih bentuk bangunan dengan cara digital, dan hanya tinggal klik, bayar kemudian tidak lama lagi bangunan jadi dan bisa ditempati," katanya.

Pengembangan PT WIKA Gedung ke kontruksi sistem modular merupakan upaya perusahaan itu untuk bersaing dengan perusahaan swasta di Indonesia.

Sementara itu, WIKA Gedung pada tahun 2016 mengantongi pendapatan sekitar Rp1,92 triliun dengan laba bersih sekitar Rp143 miliar.(*)


Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017