Surabaya (Antara Jatim) - Pakar arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof Ir Johan Silas mengatakan saatnya Indonesia menjadi negara maritim yang sebenarnya dengan memanfaatkan potensi dan menjadikan laut sebagai pusat ekonomi.

"Untuk itu ITS mengusulkan kriteria pemilihan Ibu Kota Indonesia baru yang juga mencirikan Indonesia sebagai ibu kota marina. Pertama, lokasi ibu kota mencirikan `Archipelago Capital City` yang memanfaatkan potensi marina, bukan pedalaman," tutur dia di Surabaya, Jumat.

Ibu kota itu, kata Johan Silas, harus bisa mengatasi ketimpangan Indonesia bagian barat dengan bagian timur, lokasi ibu kota harus berada nisbi di wilayah tengah Indonesia

"Kajian yang dilakukan tim Geofisika ITS, titik tengah Indonesia berada di antara Kaltim dan Sulteng," ujar Johan Silas.

Dia menambahkan, di usia ke-72 Indonesia, saatnya merubah pemikiran. "Kita punya laut yang luas. Laut itu tidak kosong, belum bicara tambang yang luar biasa. Apakah perlu orang lain yang mengembangkan. Pemikiran kita hanya darat terus dengan membuat kota baru. Padahal pulau kita. Merubah total pola pikir," ujar dia.

Selain itu, kata dia, Indonesia punya segala potensi karena Presiden Joko Widodo sudah banyak berbicara tentang mengoptimalkan Indonesia sebagai negara maritim.

"Presiden Joko Widodo sudah banyak berbicara tentang tol laut, pengembangan timur dan balik ke perairan. Presidennya sudah tapi belum tentu menurun ke bawah," ucapnya.

Di buku pelajaran, tambah dia, dikatakan bahwa 2/3 Nusantara adalah air. Harusnya dengan luas laut sebesar itu, Indonesia tak perlu berurusan dengan mahalnya harga atau kelangkaan garam.

"Peluang untuk membentuk Indonesia baru. Kita punya kelebihan bukan kekurangan. Salah satu mempercepat perubahan itu adalah lembaga negara yang urusan. Laut kita yang kaya di Maluku Utara, ya Dirjen Laut harus ditaruh di situ bukan di Jakarta," imbuh Johan Silas.

Dia mengemukakan, saatnya Indonesia lepas dari konsep pemerintahan peninggalan Kolonial Belanda.

"Belanda dulu membangun Indonesia dengan memusatkan di Jawa karena mereka punya negara yang luasnya sangat kecil, dan tidak akan bisa mengatur negara yang luas, maka dipusatkan ke Jawa dengan hanya mengambil sumber daya dari pulau lain untuk dibawa ke Jawa," tuturnya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017