Freetown (Antara/Reuters) - Ratusan orang dikhawatirkan meninggal ketika tanah longsor melanda pinggiran-pinggiran Freetown, ibu kota Sierra Leone, pada Senin, kata Wakil Presiden Victor Foh.
Palang Merah mencatat jumlah jasad yang sejauh ini disimpan di kamar mayat rumah sakit mencapai 179.
Sebelumnya, seorang petugas di kamar mayat Rumah Sakit Connaught di Freetown mengatakan sebanyak 70 mayat diterima, dan polisi serta tentara membawa sejumlah mayat lagi.
Jumlah orang yang diyakini meninggal diperkirakan bertambah sementara sejumlah mayat lagi ditemukan, kata Abu Bakarr Tarawallie, juru bicara Palang Merah.
"Sepertinya ratusan orang terkubur reruntuhan dan tanah longsor," kata Foh kepada Reuters di tampat kejadian di kota pegunungan Regent. Menurut dia, sejumlah rumah tanpa memiliki izin resmi dibagun di kawasan itu.
"Bencana ini begitu serius sehingga saya sendiri merasa terpukul," kata dia. "Kami coba menutup kawasan itu. Mengevakuasi orang-orang."
Di bawah guyuran hujan, orang-orang berteriak-teriak dan mengarahkan tangannya ke sisi bukit-bukit yang diterjang banjir lumpur. Di tempat itu puluhan rumah pernah berdiri, kata seorang saksi mata. (*)
Tanah longsor dan banjir biasa terjadi selama musim hujan di Afrika Barat, tempat penggundulan hutan terjadi dan tata kota tak terencana dengan baik. Akibatnya warga masyarakat menghadapi bahaya tanah longsor dan banjir. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017