Surabaya (Antara Jatim) - Departemen Teknik Sistem Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dengan University of Wismar (HSW), Jerman bekerja sama membuka program Double Degree (DD) untuk tingkat master sebagai lanjutan dari program yang dijalin sejak tahun 2011.
Dalam rilis pers yang diterima Antara di Surabaya, Rabu menjelaskan, program DD Master dengan gelar Master of Marine Engineering (M.Eng) ini berdurasi minimal empat semester. Dua semester di Indonesia (semester 1 dan 3), satu semester di Jerman (semester 2) dan satu semester akhir (semester 4) opsional bisa dilaksanakan di Indonesia atau Jerman.
Kepala Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Dr.Eng. M. Badrus Zaman mengatakan, program DD master ini merupakan upaya membawa Siskal ITS ke kancah internasional.
"Ini adalah kelanjutan Program DD sarjana yang sudah berjalan sejak tahun 2011 lalu. Langkah ini merupakan upaya membuka peluang meningkatkan kerjasama riset, meningkatkan publikasi serta kerjasama lain," kata dia.
Bahkan, lanjut pria lulusan program doktor di Kobe University, Jepang tersebut, langkah ini akan menjadi pembuka peluang kerjasama ITS, khususnya Siskal, dengan beberapa universitas di negara-negara lain di benua Eropa dan belahan dunia lainnya.
Program ini telah disepakati bersama di Jerman dengan Rektor Wismar University pada saat kunjungan Rektor ITS dengan tim manajemen Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS ke Jerman, pada Juli 2017 lalu.
Badrung menambahakan, Rektor ITS Prof Joni Hermana berharap agar program ini bisa berjalan lancar dan sukses sesuai dengan cita-cita yang diharapkan. Bahkan program ini merupakan upaya mendukung berjalannya misi ITS menuju "World Class University" (WCU).
Diungkapkan Badrus, biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) atau "tuition fee" untuk program DD master ini ditetapkan sebesar Rp25 juta per semester. Syarat menjadi mahasiswa adalah harus sudah bergelar S1 engineering atau teknik segala jurusan dan memiliki TOEFL 490. Kuliah akan dimulai awal September 2017 di Kampus ITS Surabaya.
"Nantinya akan diberikan matrikulasi bagi mereka yang lulusan S1 teknik di luar Teknik Sistem Perkapalan atau yang tidak ada hubungannya," ujar Badrus.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Dalam rilis pers yang diterima Antara di Surabaya, Rabu menjelaskan, program DD Master dengan gelar Master of Marine Engineering (M.Eng) ini berdurasi minimal empat semester. Dua semester di Indonesia (semester 1 dan 3), satu semester di Jerman (semester 2) dan satu semester akhir (semester 4) opsional bisa dilaksanakan di Indonesia atau Jerman.
Kepala Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Dr.Eng. M. Badrus Zaman mengatakan, program DD master ini merupakan upaya membawa Siskal ITS ke kancah internasional.
"Ini adalah kelanjutan Program DD sarjana yang sudah berjalan sejak tahun 2011 lalu. Langkah ini merupakan upaya membuka peluang meningkatkan kerjasama riset, meningkatkan publikasi serta kerjasama lain," kata dia.
Bahkan, lanjut pria lulusan program doktor di Kobe University, Jepang tersebut, langkah ini akan menjadi pembuka peluang kerjasama ITS, khususnya Siskal, dengan beberapa universitas di negara-negara lain di benua Eropa dan belahan dunia lainnya.
Program ini telah disepakati bersama di Jerman dengan Rektor Wismar University pada saat kunjungan Rektor ITS dengan tim manajemen Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS ke Jerman, pada Juli 2017 lalu.
Badrung menambahakan, Rektor ITS Prof Joni Hermana berharap agar program ini bisa berjalan lancar dan sukses sesuai dengan cita-cita yang diharapkan. Bahkan program ini merupakan upaya mendukung berjalannya misi ITS menuju "World Class University" (WCU).
Diungkapkan Badrus, biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) atau "tuition fee" untuk program DD master ini ditetapkan sebesar Rp25 juta per semester. Syarat menjadi mahasiswa adalah harus sudah bergelar S1 engineering atau teknik segala jurusan dan memiliki TOEFL 490. Kuliah akan dimulai awal September 2017 di Kampus ITS Surabaya.
"Nantinya akan diberikan matrikulasi bagi mereka yang lulusan S1 teknik di luar Teknik Sistem Perkapalan atau yang tidak ada hubungannya," ujar Badrus.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017