Surabaya, (Antara Jatim) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bersama National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) berkolaborasi dalam pengolahan air di Surabaya dalam kegiatan bernama "Engineers in Action 2017".

Wakil Rektor IV ITS bidang Penelitian, Inovasi, dan Kerja sama, Prof Ketut Buda Artana di Surabaya, Senin mengatakan, kerja sama bilateral antara dua perguruan tinggi itu untuk membantu mengimplementasikan teknologi pengolahan air bersih di daerah Lebak Rejo RT 1 dan RT 2 RW 1, Kelurahan Gading, Kecamatan Tambaksari, Surabaya.

Dirinya menjelaskan kerjasama antara dua perguruan tinggi teknik ternama di Indonesia dan Taiwan ini sebenarnya telah berlangsung sejak lama.

"Sebelumnya, ITS telah mengirimkan sejumlah mahasiswa atau dosennya ke NTUST untuk belajar. Namun kali ini  berbeda kegiatannya. Ini merupakan kali pertama NTUST mengirimkan mahasiswanya ke ITS," tutur dosen Teknik Sistem Perkapalan (Siskal) ITS ini.

Terkait hal tersebut, dosen ITS yang merupakan alumni NTUST Idaa Warmadewanthi ingin agar mahasiswa ITS dan NTUST dapat saling berbagi ilmu dalam program yang bisa dikatakan semacam Kuliah Kerja Nyata (KKN) internasional ini.

Dalam kegiatan itu mengangkat topik utama yakni "Water Treatment dan Waste Water Treatment & Reuse" dengan mengedepankan "project" sebagai fokus utama dari program. Project yang dikerjakan berbasis pada "real problem". Program ini diikuti oleh 13 mahasiswa dari NTUST dan delapan mahasiswa dari ITS dengan didukung oleh fasilitator dari kedua perguruan tinggi.

"Dengan bimbingan dari para fasilitator, peserta akan membuat alat yang nantinya dapat berguna bagi lokasi pengerjaan project," ujar Warmadewanthi yang juga dosen Teknik Lingkungan ini.

Selain itu, dalam kegiatan ini melibatkan multidisiplin ilmu, antara lain dari Departmen Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, Teknik Kimia, Teknik Sipil dan Teknik Elektro. Dengan konsep ini, lanjut dia, peserta tidak hanya mendapatkan ilmu baru namun juga dapat merasakan pengalaman KKN atau "community outreach" level internasional.

"Dikarenakan dalam penggarapan ide, pengumpulan data, pelaksanaan project, dan pembuatan alat dikerjakan secara bersama-sama antara pihak ITS dan NTUST," ucap Wakil Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITS ini.

Mahasiswa NTUST yang terlibat dalam proyek ini, Lo Wen Wan berharap, teknologi pengolahan air di Taiwan dapat diterapkan pula di Indonesia, khususnya di Surabaya. Proyek ini merupakan sarana pengaplikasian ilmu sekaligus pengabdian masyarakat dari ITS dan NTUST.

Peserta yang akrab dipanggil Wayne menjelaskan bahwa hampir setiap rumah di Taiwan memiliki pengolahan air sendiri. Artinya, air limbah rumah tangga di Taiwan dapat dimanfaatkan kembali (reuse). Teknologi pengolahan air yang digunakan menggunakan teknik "Reverse Osmosis", di mana ada selaput yang menjadi pembatas antara tangki air kotor yang bertekanan rendah dengan tangki air bersih yang bertekanan tinggi.

"Selaput ini berguna sebagai filter. Kami memanfaatkan perbedaan tekanan antara kedua tangki, yang berisi air kotor diberi tekanan rendah yang kemudian didorong dengan pompa. Air ini akan melewati filter dan masuk ke tangki air bersih yang bertekanan tinggi," kata mahasiswa Teknik Sipil itu.

Dalam mengerjakan proyek, kegiatan yang dilaksanakan oleh para mahasiswa kedua perguruan tinggi dan fasilitator ini telah direncanakan dengan rapi sebelumnya. Tahap "pre on-site" dilaksanakan pada 17 Juni - 7 Juli 2017. Pada tahap ini dilakukan "online meeting" antara pihak ITS & NTUST untuk pembahasan proyek, ide serta data-data yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017