Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Surabaya mengawasi sekitar 1.500 sentra penjualan hewan kurban berupa sapi dan kambing yang tersebar di 31 kecamatan. 

"Kami akan melakukan pemeriksaan di beberapa titik lokasi sentra penjualan hewan kurban itu," kata Kepala Bidang Peternakan dan Penyeluhan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya, Meita Wowor saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Jumat.

Menurut dia, kegiatan ini merupakan bagian dari pengawasan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dengan tujuan melihat kondisi hewan kurban yang dijual. Pemeriksaan tersebut akan dimulai pada 14-30 Agustus atau sehari menjelang Hari Raya Idul Adha. 

Ia mengatakan data jumlah hewan kurban yang dijual dari tahun ke tahun semakin meningkat, utamanya untuk sapi. Sementara untuk kambing cenderung menurun. Kemungkinan itu, lanjut dia, mengikuti tren masyarakat yang lebih suka berkurban sapi. 

"Kami juga mengimbau sebelum membeli hewan kurban untuk diseleksi kondisinya tidak cacat atau luka saat diangkut kendaraan ataupun ada lecet di kaki karena di penjual biasanya berdempet-dempeten," ujarnya. 

Selain melakukan pemeriksaan hewan kurban, lanjut dia, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga dan PD Rumah Potong Hewan (RPH) juga mengadakan pelatihan pemotongan hewan kurban untuk takmir masjid dan musholla se-Surabaya. 

Ada 200 takmir masjid/mushalla se-Surabaya yang diundang mengikuti pelatihan yang akan digelar di gedung FKH Kampus C Unair pada Minggu (6/8). "Kami juga menggelar pelatihan di kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian  selama enam hari mulai 21 hingga 26 Agustus. Setiap hari kami mengundang 30 takmir yang mungkin tidak bisa mengikuti pelatihan yang di FKH Unair," katanya.

Sementara untuk hari H Idul Adha, Meita mengatakan dinasnya akan bekerja sama dengan FKH Unair dan Wijaya Kusuma untuk memantau kesehatan antemortem dan postmortem (sebelum dan sesudah pemotongan) serentak di beberapa titik. 

"Kami juga dibantu teman-teman PD RPH. Biasanya setelah dipotong baru ketahuan ada penyakit cacing hati, kalau belum dipotong tidak tahu," katanya.

Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jawa Timur I Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si mengatakan untuk pelatihan memotong hewan kurban, juga akan mengundang Majelis Ulama Indonesia (MUI). Nantinya, tamir masjid dan musholla akan mendapatkan enam materi. 

"Dan yang menarik, ada sesi tentang perebahan sapi kurban tanpa stres dan nyeri. Ini penting. Karena bila cara merebahkan sapi ini tidak benar, sapi nya akan stress," katanya.

Sementara itu, Dirut Perusahaan Daerah Rumah Potong Daerah (RPH) Surya Teguh Prihandoko mengatakan RPH bekerja sama dengan Paguyupan Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Kota Surabaya telah menggelar kegiatan Bursa Sapi Kurban 2017 mulai 1 Agustus- 3 September 2017.

"Bursa Sapi Kurban ini merupakan penjualan dan pemotongan sapi kurban serta penyediaan daging sapi kurban sesuai syariat Islam," katanya.

Menurut dia, tujuan dari bursa ini adalah untuk menyediakan sapi kurban yang memenuhi syarat Islam dan tentunya telah mendapatkan pemeriksaan dari dokter hewan.

"Sentralisasi penjualan diharapkan bisa memudahkan masyarakat untuk mendapatkan hewan kurban yang diharapkan," ujarnya.

Untuk model penjualan, lanjut dia, RPH melakukan penjualan sendiri dengan mengadakan pembelian hewan kurban di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di daerah Jatim. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017