Surabaya (Antara Jatim) - Legislator DPR RI Bambang Haryo Soekartono mendorong agar PT Garam bisa mengelola keberadaan lahan garam seluas 4 ribu hektare yang ada di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk dioptimalkan produksinya.

"Saya akan mendorong agar lahan seluas 4 ribu hektare di Kupang kembali ke BUMN PT Garam, sebab potensinya cukup besar dan mampu meningkat produksi garam menjadi 600 ribu ton dari produksi saat ini yang hanya 200 ribu ton," kata Bambang di Surabaya, Rabu.

Bambang yang ditemui usai melakukan koordinasi dengan PT Garam di Surabaya mengatakan selama in keberadaan lahan di NTT dikelola oleh PT Panggung, namun selama 27 tahun kurang maksimal, padahal NTT merupakan salah satu penghasil garam terbesar di Indonesia.

"Oleh karena kami juga akan melakukan kunjungan ke NTT melihat potensi sesungguhnya terkait garam," katanya.

Ia mengatakan, seharusnya Indonesia tidak pantas mengimpor garam dari negara lain, karena memiliki pantai terpanjang kedua di dunia, dan mempunyai potensi menjadi penghasil garam terbesar di dunia. 

"Karena garam itu berkaitan dengan pantai, Indonesia memiliki panjang pantai terpanjang kedua setelah Kanada," katanya.

Menurutnya, pemerintah harus menjamin ketersediaan garam karena masuk dalam 11 komoditas pangan utama Indonesia.

Oleh karena itu, dia mendorong agar PT Garam mampu memaksimalkan potensi alam yang ada di Indonesia untuk menuju swasembada garam Tanah Air.

"Indonesia tidak akan maju jika masih menganggap permasalahan utama kelangkaan garam selalu disebabkan oleh cuaca, sebab masalah cuaca memang lumrah terjadi di seluruh dunia, namun bagaimana teknologi bisa menjadi solusi untuk mengatasinya," katanya.

Direktur Keuangan PT Garam Anang Abdul Qoyyum mengatakan pengelolaan lahan garam seluas 4 ribu hektare di NTT sudah mendapatkan "lampu hijau" dari gubernur setempat, sehingga dalam waktu dekat akan dikerjakan.

"Kami sebelumnya juga sudah melakukan kunjungan ke sana untuk melihat potensinya, dan ternyata cukup bagus hasil garamnya seperti produksi garam Australia," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017