Banyuwangi (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Banyuwangi, Jawa Timur meluncurkan "Gerakan Mancal ke Sekolah" (Gemas) untuk menekan angka kecelakaan lau lintas di wilayah setempat.

"Hari ini kami gulirkan 'Gemas' bersama pelajar SMP Negeri 1 Banyuwangi sebagai langkah antisipasi kecelakaan lalu lintas di kalangan pelajar," kata Kasat Lantas Polres Banyuwangi AKP Ris Andrian Yudho Nugroho di Banyuwangi, Jumat.

Menurutnya angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kalangan pelajar di Banyuwangi ternyata masih memprihatinkan karena pada semester satu tahun 2017 tercatat rata-rata dua nyawa pelajar melayang di jalanan setiap bulannya.

"Angka riilnya sampai Juni 2017 tercatat 16 korban meninggal dunia, itu belum termasuk korban luka berat sebanyak 2 korban dan luka ringan sebanyak 105 korban dari kalangan pelajar SD-SMA yang usianya masih dibawah umur dan belum berhak mengantongi SIM," tuturnya.

Untuk itu, lanjut dia, inovasi yang dilakukan salah satunya menggulirkan "Gerakan Mancal ke Sekolah" bersama pelajar SMPN I Banyuwangi yang bertujuan memberikan penyadaran kepada pelajar dan orang tua untuk menghindari kecelakaan di jalan raya.

"Lebih baik ke sekolah naik sepeda onthel daripada sepeda motor. Apabila orang tua tidak bisa mengantar, maka jangan membiarkan anaknya pergi ke sekolah naik sepeda motor sendiri karena lebih baik naik sepeda onthel atau diantar," katanya.

Ia mengatakan 30 persen kasus kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Banyuwangi melibatkan anak-anak kalangan SMP dan hal itu menjadi sebuah kekhawatiran dari Polres Banyuwangi, sehingga "Gemas" digulirkan untuk memacu kesadaran dari pelajar dan orang tua.

"Satlantas meluncurkan program Gemas untuk menekan angka korban laka lantas dari kalangan pelajar. Kalau keluarga proaktif memberitahu anak-anaknya agar tidak mengendarai kendaraan bermotor sebelum mengantongi SIM akan jauh lebih efektif," ujarnya.

Kepala Sekolah SMPN 1 Banyuwangi Samsudin Ali menyambut baik "Gemas" karena anak didiknya sudah mulai sadar untuk berangkat ke sekolah naik sepeda angin, meskipun tidak diwajibkan kepada para siswa.

"Setidaknya 40 persen dari jumlah siswa di SMPN 1 Banyuwangi naik sepeda angin ke sekolah, sedangkan 60 persen diantar oleh orang tuanya. Kami sudah memberitahu kepada wali murid untuk mengantar atau menjemputnya anak mereka di sekolah, apabila mereka tidak naik sepeda onthel," katanya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017