Kesadaran akan pentingnya proses alamia lingkungan sekitar menjadi kata kunci kita untuk dapat terus menjalani hidup dengan baik, bahkan untuk generasi selanjutnya.

Namun, tidak semua manusia memiliki kesadaran itu, sehingga tanpa peduli merusak lingkungan hanya demi kebutuhan material pribadi sesaat, akibatnya alam menjadi rusak dan mengancam keberlangsungan hidup generasi mendatang.

Manusia juga jarang mengerti bahwa dia adalah makhluk terakhir yang diciptakan Sang Pencipta dalam proses penciptaan alam semesta, sehingga jarang menyadari bahwa ada senior-senior atau petuah di alam semesta.

Bumi, Langit dan hewan atau lingkungan adalah salah satu petuah manusia, namun sebagai anak terakhir kadang manusia selalu ingin mendominasi, dan tidak sadar mereka masih junior atau bau kencur di alam ini.

Sang Pencipta sebelumnya juga telah memberi peringatan dan menyebutkan bahwa kerusakan alam kebanyakan diakibatkan ulah tangan manusia itu sendiri.

Kasus pembuangan limbah cair asal Korea Selatan di saluran Sungai Teluk Lamong Surabaya yang mengakibatkan 10 warga Rusunawa Romokalisari dilarikan ke Rumah Sakit adalah salah satu contohnya.

Tersangka memang sudah ditetapkan oleh kepolisian setempat, namun alam masih terluka, sebab cairan limbah itu mengalir dan membunuh beberapa komponen pendukung alam, seperti ikan, tumbuhan dan molekul dalam sungai.

Apakah proses penyembuhan luka pada alam bisa dilakukan secepatnya, sehari, sepekan atau sebulan?. Belum tentu secepat itu, sebab limbah yang dibuang secara sembarang juga akan meresap ke tanah.

Masuk ke dalam tanah dan menjadi satu dengan air, lalu disedot kembali melalui sumur-sumur yang dibuat manusia, dan digunakan lagi oleh manusia. Dan tanpa sadar manusia jugalah yang mengkonsumsi limbah tersebut.

Jika setiap manusia menyadari konsep yang bernama "proses" dalam setiap gerak lingkungan, tentu tidak akan bersikap sembarangan untuk melukai alam atau lingkungan, karena hal itu akan kembali lagi kepada manusia itu sendiri.

Tentunya, pemahaman mengenai proses lingkungan dan alam sekitar itu butuh ilmu ditambah kesadaran bahwa manusia tidak hidup sendiri di bumi ini, sehingga bisa saling menjaga antara satu dengan yang lain.

Kasus pembuangan limbah sembarang di Surabaya menjadi satu kasus dari banyaknya kasus di Indonesia bahkan di dunia yang mengancam kehidupan bersama.

Satu kasus mungkin bisa terungkap, kasus lainnya yang lebih besar akibatnya  mungkin belum terungkap hingga saat ini, dan hukum yang berlaku hanyalah sebatas hukum yang bisa dibeli bahkah ditukar dengan materi.

Hukum yang berlaku seharusnya tidak disadari sebagai alat yang menakutkan dan tidak pula ancaman, melainkan sebagai bagian terkecil dari peringatan diri bagi manusia, karena hal dominan untuk mencegah perbuatan tersebut hanyalah satu, yakni kesadaran.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017