Gresik (Antara Jatim) - Bupati Gresik Dr Sambari Halim Radianto berjanji akan mengumpulkan berbagai pihak terkait pro kontra proyek revitalisasi Alun-alun setempat menjadi Islamic Center.

"Kami akan mengundang sejumlah Kyai, Organisasi masyarakat, Tokoh masyarakat, Ahli sejarah, Budayawan, LSM, Organisasi Pemuda serta semua unsur Masyarakat," kata Sambari saat menemui perwakilan aksi warga yang protes terkait revitalisasi Alun-alun di Ruang Graita Eka Praja, Gresik, Senin.

Kepala Bagian Humas Pemkab Gresik Suyono mengatakan, revitalisasi Alun-alun Kota Gresik tetap berfungsi sebagai alun-alun sebagai mana mestinya. Tapi wajah alun-alun akan ditata dan dipercantik sesuai keadaan sekarang, dan rencana pembangunan tersebut sudah disosialisasikan sejak jauh hari.

"Program pembangunan tersebut tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD. Dibicarakan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kemudian bersama DPRD Gresik terbitlah Perda kemudian keluar anggaran. Jadi tidak serta merta rencana pembangunan tersebut seketika dan langsung eksekusi" ujar Suyono.

Sosialisasi juga disampaikan pada berbagai kesempatan. Pada setiap acara, ketika Bupati, Sambari Halim Radianto dan Wakil Bupati, Mohammad Qosim hadir pada setiap acara. Beliau juga selalu menyampaikan tentang pembangunan revitalisasi alun-alun. Puncaknya, Pemkab Gresik juga mengadakan sosialisasi resmi yang dilaksanakan pada Kamis, 16 Maret 2017 di Gedung Puteri Mijil.
 
Menurut Suyono, Pembangunan revitalisasi adalah upaya Pemkab Gresik menata alun-alun kota agar lebih representative. Disana ada taman bermain, ada jogging trek, ada tempat jalan-jalan. 

"Pembangunan itu sifatnya umum, bukan untuk umat Islam saja. Tapi kalau disana Pemkab Gresik mendirikan Islamic Centre (IC) di bekas Kantor Dispendukcapil. Saya kira tidak salah. Karena disana yang berdekatan dengan Masjid Jami’ Gresik adalah termasuk kawasan Religi" ujar Suyono. 
   
Beberapa bagian lain terkait dengan revitalisasi Alun-alun kota tersebut yaitu, Kantor DPRD akan dijadikan museum, Pendopo dan rumah dinas Bupati akan dijadikan tempat wisata religi untuk mendukung keberadaan Makam Raden Santri, makam Nyai Ageng Pinatih dan makam Kanjeng Pusponegoro.
 
Terkait Sosialisasi Pembangunan revitalisasi Alun alun juga sudah disampaikan Sambari menjadi bupati pada periode pertama. "Pendirian pusat keagamaan Islam ini juga menjadi materi pokok kampanye beliau saat mencalonkan diri menjadi Bupati dan Wakil periode yang kedua," tuturnya.

Menurut Suyono, pada saat kampanye beberapa waktu lalu tidak ada protes penolakan, sehingga revitalisasi Alun-alun direalisasikan pembangunannya dan telah ditetapkan dalam RPJMD Gresik, serta dimasukkan Perda dan anggaran.

"Pembangunan revitalisasi alun-alun dan kawasan religi ini merupakan program unggulan yang sudah dijanjikan. Program ini bisa memagari masyarakat santri Gresik dari pengaruh budaya luar, sebab kami sadar pengaruh investasi, industri, Pelabuhan international secara tidak langsung dapat mempengaruhi budaya masyarakat Gresik. Cara inilah yang kami upayakan untuk melindungi masyarakat Santri," katanya.
 
Sebelumnya, pada sosialisasi resmi beberapa saat lalu, sejumlah kyai, anggota dewan, tokoh masyarakat dan budayawan juga hadir, serta tidak ada penolakan pembangunan revitalisasi alun-alun. 

Dukungan beberapa pihak ini juga disampaikan setelah dijelaskan dan melihat penayangan gambar arsitektur tiga dimensi bakal bangunan tersebut, bahkan Pemkab siap melaksanakan beberapa usulan yang disampaikan saat sosialisasi.
 
Sebelumnya, rencana pembangunan gedung Islamic Centre dibangun di lahan Kantor Bupati lama (saat ini digunakan sebagai kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil), dan Pemkab Gresik tidak mengalihfungsikan Alun-alun melainkan merevitalisasi agar fungsinya lebih optimal. 

"Alun-alun masih tetap ada, namun lebih ditata agar lebih Indah dan representative dengan keadaan saat ini. Ada jalan melingkar bersusun dengan pagar di kanan kirinya. Ada air mancur ditengah, ada berbagai fasilitas olahraga dan bermain keluarga," ucapnya.
 
Ia berharap masyarakat Gresik ikut mendukung realisisasi pembangunan tersebut, dan jangan asal ikut-ikutan tidak setuju, namun harus bersikap lebih fair. 

"Kita perlu melihat kabupaten kota di sekeliling kita. Mereka sudah membangun berbagai fasilitas yang berorientasi pada estetika kota yang lebih modern. Jangan sampai pembangunan fasilitas kota di Gresik ini stagnan," ujarnya.
 
Oleh karena itu, seluruh bangunan konstruksi direncankaan selesai pada tahun 2017. Dan tahun 2018 hanya akan dilakukan beberapa finishing. "Kalau lancar, pembangunan proyek ini bisa rampung total pada tahun 2018," katanya. (*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017