Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menargetkan agenda tahunan Cross Culture International (CCI) Folk Art Festival 2017 yang digelar di Kota Pahlawan bisa menjadi destinasi wisata baru.
"Saya berharap supaya acara ini mampu menjadikan Surabaya sebagai salah satu destinasi wisata dan nanti akan dikemas lebih profesional lagi ke depannya. Nanti bisa kita jual di mancanegara," ujar Tri Rismaharini usai melihat atraksi para peserta CCI di Bambu Runcing, Surabaya, Minggu.
Sebanyak 224 peserta dari tujuh negara meramaikan CCI yakni dari Slovakian, Lithuania, Polandia Kanada, Rusia, China, Thailand juga Guangzhou. Sementara dari Indonesia ada dari Bali, Jawa Barat, Jogjakarta, Aceh, Jakarta dan Surabaya selaku tuan rumah.
Satu per satu peserta unjuk kebolehan dengan menampilkan berbagai macam atraksi budaya dan tarian tradisional dengan iringan musik. Slovakia sebagai negara pertama dengan jumlah 24 orang menampilkan tarian cardas, disusul Polandia yang membawa 27 orang menampilkan tarian krakovia, lalu negara gajah putih, Thailand dengan jumlah personil 28 orang menampilkan tari ponglang.
Selanjutnya, Kanada yang membawa 22 orang menyajikan tarian dansa jalanan. Kemudian Guangzhou, China berjumlah dua orang membawakan tarian akrobatik, Lithuania sebanyak 27 orang menampilkan tarian flowers walk, Rusia yang membawa 22 orang memadukan berbagai macam tari-tarian suku dan bahasa.
Terakhir negara Prancis membawa dua orang dengan menampilkan kesenian Les Grandes Personnes atau tarian boneka raksasa. Sedangkan peserta dari dalam negeri yang tampil adalah Bali dengan membawa 22 orang menampilkan tari Joged dan Jawa Barat yang membawa 12 orang menampilkan tarian Garuda.
Selama acara berlangsung, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini diajak salah satu penari Bali untuk tampil bersama. Risma yang terlihat sedikit kaget langsung menerima ajakan tersebut. Warga yang menyaksikan momen langka tersebut langsung bersorak dan bertepuk tangan.
"Dulu aku pernah menari Bali waktu SMA, semasa SD juga pernah menari Jawa," kata Risma sambil tertawa.
Ia mengakui bahwa penampilan peserta cross culture hari ini sangat bagus dan itu membuat dirinya terhibur. Alasannya, semua negara baik luar maupun dalam negeri menampilkan khas tarian dari masing-masing daerah.
"Itulah namanya culture, mencerminkan hubungan antarmanusia yang kemudian menciptakan sejarah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Surabaya Widodo Suryantoro mengatakan untuk tahun ini lebih semarak karena jumlah negara yang ikut cukup banyak dibandingkan tahun sebelumnya.
"Apalagi untuk tari-tarian modern, kreasinya selalu berubah-ubah dari tahun ke tahun," kata Widodo.
Rencananya, lanjut Widodo, pihaknya akan mengundang lebih banyak lagi peserta baik peserta luar maupun dalam negeri. "Tahun depan kita target 10 negara. masing-masing dari dalam dan luar negeri, nanti kan pasti seru," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017