Surabaya (Antara Jatim) - Salah satu calon Dirut Perusahaan Daerah Pasar Surya (PDPS) Kota Surabaya Dwi Hary Soeryadi memiliki 20 program prioritas ketika terpilih, salah satunya adalah memperbaiki sistem penagihan dari pedagang melalui program "casless menajemen system" (CMS).
"Dengan sistem ini, penarikan iuran dari pedagang harus melalui bank," kata Dwi Hary di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, keunggulan dari program ini adalah bisa menekan kebocoran PD Pasar Surya. Sebab, selama ini sering terjadi iuran pedagang tidak sampai ke kas PD Pasar. Diduga banyak oknum yang memanfaatkan peluang yang memungkinkan mengambil keuntungan pribadi.
"Jadi mereka tidak mau lakukan itu, tetapi karena ada peluang bisa terjadi, misalnya pedagang titip ke orang PD Pasar, terus lupa tidak dimasukkan ke PD Pasar, nah ini kan bocor," ujarnya.
Dengan sistem CMS, lanjut dia, pedagang didorong untuk memiliki rekening pribadi. Manfaat lainnya adalah, selain supaya tidak telat lagi dalam membayar iuran pasar, para pedagang akan termotivasi untuk menabung.
"Kita dorong pedagang bisa menabung. Untuk mewujudkan ini memang perlu sosialisasi, tetapi efeknya besar bagi pedagang dan juga PD Pasar," katanya.
Dwi yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Teknik PD Pasar dan Pelaksana Tugas Dirut PD Pasar Surya pada 2011 ini mengatakan pasar yang akan jadikan sebagai percontohan adalah pasar pucang.
"Bukan karena saat ini sedang perbaikan, tapi memang pasar Pucang memiliki potensi yang besar. Begitu juga dengan Pasar Tembok Dukuh. Menurut saya dua pasar itu bisa dijadikan percontohan dengan memanfaatkan potensi pasar," katanya.
Mengenai pemblokiran rekening PD Pasar akibat tunggakan pajak sekitar Rp4 miliar itu, Dwi mengatakan masalah tersebut bisa diatasi.
"Itu masalah komitmen saja. PD Pasar punya hutang, dan berjanji untuk mencicil, ternyata sudah batas waktu nyatanya tidak dibayar. Ini masalah komitmen, saya sudah mencoba berkomunikasi dengan beberapa pihak terkait masalah ini," ujarnya.
Untuk itu, Dwi Hary berharap proses rekruitmen ini tidak mentah. Sebab, yang ikut fit and propertest adalah orang-orang yang memiliki kapasitas dan pengetahuan tentang pasar.
"Ya tentu fair, dan tidak mentah lagi, tidak ada apa-apa tiba-tiba mengnguap kayak sebelumnya. Sudah dites, tapi hasilnya tidak ada, harus diulang dari awal lagi yang sekarang ini," ujarnya.
Diketahui sebanyak enam calon dirut telah mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di Kantor PD Pasar Surya, Rabu (5/7). Keenam calon yang memperebutkan tampuk pimpinan BUMD Pemkot Surabaya itu adalah Agus Santoso, Dwi Hary Soeryadi, Anang Choirul, Ibrahim Wairoy, Mikael Bambang Parikesit, dan Muhammad Sunar.
Anggota Badan Pengawas (Bawas) PD Pasar Surya Bambang Supriyadi sebelumnya mengatakan setelah proses uji kelayakan dan kepatutan ini selesai, tim penguji akan memilih tiga nama dari masing-masing posisi. Ketiga nama itu nantinya akan diajukan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Bambang mengatakan proses pengajukan ketiga nama dari masing-masing jabatan kemungkinan akan dilayangkan pada pekan depan karena pihak bawas akan melakukan cek and ricek untuk memastikan calon yang diusulkan kepada wali kota benar-benar berkualitas, kredibel, serta memiliki latar belakang yang baik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017