Bojonegoro (Antara Jatim) - Sejumlah perajin mebel di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Jawa Timur menyatakan sepi pesanan mebel, namun banyak pemudik dari berbagai daerah di Tanah Air datang berkunjung ke sentra mebel selama libur lebaran.

"Banyak pengunjung yang datang ke sentra mebel dari pemudik yang dulunya warga Bojonegoro kemudian menetap di luar daerah. Tetapi mereka  hanya melihat-lihat tidak membeli mebel," kata Pemilik UD Sadam Art di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Bojonegoro M. Guntur, di Bojonegoro, Senin.

Hal senada disampaikan perajin mebel lainnya juga di desa setempat Ny. Cholil, yang menyebutkan tidak menerima pesanan mebel selama libur lebaran, bahkan selama Puasa Ramadhan.

"Saya sama sekali tidak memperoleh pesanan mebel," kata dia, menegaskan.

Padahal, menurut Guntur, juga Ny. Cholil, warga luar daerah yang asal daerah setempat cukup banyak yang datang berkunjung ke sentra mebel di desa setempat selama libur lebaran tahun lalu.

Hanya saja, menurut  Guntur, pemudik meminta data berbagai jenis mebel, mulai kursi tamu, almari, tempat tidur, dengan berbagai ukuran sekaligus harganya.

"Kemungkinan setelah ini mereka baru memesan mebel, karenan pesanan mebel bisa kami kirim ke kota tujuan pemesan baik di Jawa maupun luar Jawa," tuturnya.

Guntur mengaku hanya memperoleh pesanan bedug dengan ukuran besar yang harganya Rp30 juta dari pengurus Masjid Kecamatan Baureno Bojonegoro , selain empat mimbar masjid masing-masing harganya Rp20 juta per mimbar dari luar Jawa.

"Pesanan bedug dan mimbar sudah saya kirimkan ketika Puasa Ramadhan lalu," ucapnya, menambahkan.

Mengenai harga mebel di sentra kerajinan mebel di desa setempat, menurut Guntur, bervariasi bergantung kualitas kayu jati juga ukiran.

Untuk kayu jati kelas bawah untuk meja kursi tamu kayu jati sekitar Rp5 juta, sedangkan kualitas kayu jati kelas bagus bisa mencapai Rp15 juta.

"Almari juga begitu harganya bergantung kualitas kayu jati termasuk ukirannya," kata dia yang mempekerjakan 60 tenaga kerja termasuk pengukir.

Kepala Dinas Perdangangan dan Pasar Pemkab Bojonegoro Basuki, menjelaskan para perajin mebel yang jumlahnya lebih dari 75 perajin mebel di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, juga perajin mebel lainnya di Kecamatan Batokan, diarahkan mampu mengembangkan kerajinan tangan.

"Adanya pengembangan kerajinan cinderamata kayu jati bisa menghemat bahan," ujarnya, dibenarkan seorang perajin mebel lainnya Dody Jenggot.

Perajin asal Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Dody Jenggot mengaku beralih tidak lagi memproduksi mebel kayu jati, tetapi mengerjakan berbagai aneka keracinan kayu jati, mulai replika sepeda motor, pesawat terbang, juga kerajinan lainnya seperti gantungan kunci.

"Bahan kayu jati yang dibutuhkan sedikit tetapi harganya mahal," katanya seraya mencontohkan gantungan kunci kayu jati kecil harganya Rp15.000 per gantungan kunci. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017