Banyuwangi (Antara Jatim) - Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari Dinas Sosial Kabupaten Banyuwangi membuka dapur umum untuk melayani pemudik yang akan menggunakan kapal jurusan Sapeken, Pulau Madura.

"Relawan menyediakan konsumsi gratis kepada mereka yang harus menunggu keberangkatan cukup lama dari Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jumat.

Pemerintah daerah, kata dia, mendukung penuh program mudik gratis yang diselenggarakan Pemprov Jatim sehingga saat mengetahui ada beberapa kendala, pihaknya langsung menyiapkan langkah-langkah pendukung.

"Di antaranya dengan bantuan teman-teman relawan Tagana di bawah koordinasi Dinas Sosial untuk membuka dapur umum di Pelabuhan Tanjungwangi. Dapur umum ini menyediakan makanan bagi pemudik," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi Kusiyadi menjelaskan pada 21 Juni disediakan 800 pax, dan keesokan harinya berjumlah 500 pax.

"Penurunan jumlah makanan karena sebagian penumpang sudah berangkat. Makanan itu dibagikan pas sahur dan buka puasa," katanya.

Selain itu, tim kesehatan dari Dinas Kesehatan ikut membantu memeriksa kondisi tubuh para pemudik yang sempat menginap beberapa hari di pelabuhan. Untuk anak-anak, relawan Tagana menyiapkan tambahan asupan gizi seperti susu dan bubur kacang hijau.

Kusiyadi menjelaskansaat ini antrean panjang pemudik menuju Pulau Sapeken mulai terurai. Kapal yang sempat rusak sudah beroperasi.

"Hari ini sudah ada dua kapal yang datang, jadi pemudik bisa diberangkatkan lebih banyak. Karena sudah terurai dan lancar, dapur umum sudah kami hentikan. Tapi petugas kesehatan tetap ada di pelabuhan," katanya.

Seperti diketahui, terdapat program mudik gratis Banyuwangi-Sapeken, Madura yang digelar Pemprov Jatim. Pendaftaran dibuka sejak 5 Juni 2017 di Pelabuhan Tanjungwangi dengan pemberangkatan tanggal 19, 21, 23, 27 Juni serta 1 dan 3 Juli, masing-masing pemberangkatan menggunakan kapal berkapasitas 150 orang.

Program itu diminati banyak warga dari beberapa daerah bagian timur Jawa Timur, seperti Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.

Sebagian warga langsung datang ke pelabuhan meski belum mendaftar. Sehingga terjadi antrean cukup panjang. Apalagi, sempat ada kerusakan mesin kapal yang menunda keberangkatan beberapa saat.

Kusiyadi mengatakan, ke depan pihaknya akan mengusulkan ke Pemprov Jatim dan pihak terkait agar pendaftaran dibuka secara online, sehingga masyarakat bisa mendaftar dengan mudah tanpa datang ke Pelabuhan Tanjungwangi. Selain itu, bisa membuka pendaftaran di Dinas Perhubungan beberapa kabupaten yang menjadi konsentrasi pemudik.

"Sehingga masyarakat ketika datang ke Pelabuhan Tanjungwangi sudah dalam posisi terdaftar. Bisa dikalkulasi peminatnya, sehingga manajemen pemberangkatan bisa lebih optimal melayani warga," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017