Nunukan, (Antara) - Kantor Perwakilan Indonesia di Malaysia mengakui masih terdapat puluhan ribu anak warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Negeri Sabah belum mengenyam pendidikan dasar.

Padahal, ratusan sekolah Indonesia atau "community learning center" (CLC) telah didirikan pada ladang-ladang di negara itu yang mempekerjakan WNI dengan jumlah murid mencapai puluhan ribu orang.

Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu Negeri sabah, Akham DH Irfan melalui pesan singkatnya kepada Antara di Nunukan, Jumat, menyebutkan, jumlah CLC dan Sekolah Indonesia di wilayah kerjanya sebanyak 227 buah dengan murid sebanyak 24.000 orang.

Sekolah Indonesia dan CLC ini menggunakan tenaga pengajar dari WNI dengan spesifikasi kependidikan yang direkrut pemerintah pusat dengan sistem kontrak dikirim ke negara itu sejak 2007.

Peningkatan akses pendidikan bagi anak-anak WNI/TKI di Negeri Sabah telah disepakati antara pemerintah Indonesia dengan Malaysia pada 2004 dimana telah dibangun Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) sebagai induk bagi seluruh pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM) atau CLC di negara itu.

Kemudian Konsul RI Tawau, Krisna Jaelani pada kesempatan yang sama mengutarakan, di wilayah kerjanya jumlah CLC yang tercatat sebanyak 87 buah dengan murid berjumlah 7.477 orang.

KRI Tawau yang memiliki empat wilayah kerja yaitu Tawau, Kunak, Semporna dan Lahad Datu itu puluhan WNI yang bekerja pada sejumlah perusahaan kelapa sawit dan perkilangan.

Ia memperkirakan dari puluhan TKI di wilayah kerjanya maka jumlah anak yang belum sempat mengenyam pendidikan diperkirakan mencapai puluhan ribu orang pula.

Hal ini diungkapkan pada peringatan Satu Dasawarsa Pendidikan Anak WNI/TKI di Negeri Sabah.(*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017