Surabaya, (Antara Jatim) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur membatasi penukaran uang baru atau uang NKRI sebesar Rp3,7 juta untuk setiap orang di wilayah setempat, tujuannya agar setiap masyarakat bisa merata mendapatkan uang NKRI, sebab kebutuhannya juga cukup tinggi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Difi Ahmad Djohansyah dalam keterangan persnya di Surabaya, Rabu mengatakan paket maksimal penukaran sebesar Rp3,7 juta itu dengan rincian pecahan Rp20 ribu sebanyak 100 lembar atau senilai Rp2 juta.

Selain itu, uang pecahan Rp10 ribu sebanyak 100 lembar senilai Rp1 juta, uang pecahan Rp5 ribu sebanyak 100 lembar senilai Rp500 ribu dan uang pecahan Rp2 ribu sebanyak 100 lembar senilai Rp200 ribu.

"Kami juga telah mempersiapkan strategi pelayanan kebutuhan uang tunai di perbankan maupun masyarakat, dengan koordinasi dengan Bank Indonesia Malang, Kediri dan Jember serta Perbankan di Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan uang," katanya.

Difi menyebut, prediksi kebutuhan uang pada Ramadhan dan Lebaran di Jawa Timur 2017 mencapai Rp29,6 triliun atau meningkat 36,3 persen dibanding tahun 2016 yang tercatat realisasinya sebesar Rp21,68 triliun. 

Sedangkan untuk estimasi kebutuhan uang di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur periode Ramadhan dan Idul Fitri 1438H /tahun 2017 diperkirakan meningkat 46,6 persen menjadi Rp15,5 triliun. 

"Apabila dirinci per denominasi, perkiraan kebutuhan Uang Pecahan Besar (UPB) yang terdiri atas pecahan Rp100 ribu, Rp50 ribu dan Rp20 ribu sebesar Rp12 triliun," katanya.

Sedangkan perkiraan kebutuhan Uang Pecahan Kecil (UPK) yang terdiri atas pecahan Rp10 ribu ke bawah diperkirakan sebesar Rp3,5 triliun.

Difi memastikan persediaan uang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jatim pada periode Ramadhan dan Idul Fitri 1438 H sangat cukup.

"Kami juga akan menyeimbangkan antara UPK dan UPB agar persentase cash outflow tidak mengalami ketimpangan. Bank Indonesia melakukan kombinasi pemenuhan uang antara uang emisi lama yang layak edar dengan uang emisi baru atau uang NKRI," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017