Surabaya, (Antara Jatim) - Kelompok bahan makanan di Jawa Timur mendorong peningkatan inflasi di wilayah setempat, yang pada Mei 2017 tercatat dengan angka 0,48 persen, dari inflasi April 2017 sebesar 0,29 persen.

"Kelompok bahan makanan menyumbang inflasi tertinggi, yakni sebesar 1,05 persen, dan terendah kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Teguh Pramono di Surabaya, Jumat.

Untuk jenisnya, kata Teguh, antara lain bawang putih, telur ayam ras, tarif dasar listrik, angkutan udara dan bensin.

Teguh menduga, tingginya nilai inflasi bahan makanan dan menjadi pendorong peningkatan total inflasi karena terbatasnya stok dan meningkatnya permitaan di pasaran, seperti jenis bawang putih.

"Harga bawang putih terus naik dan menjadi pendorong utama terjadinya inflasi pada Mei 2017. Kelangkaan bawang putih disebabkan karena kebutuhan bawang putih di Indonesia masih sangat tergantung dari bawang putih impor, khususnya dari Tiongkok," katanya.

Sementara untuk jenis telur, kata dia, karena permintaan telur ayam ras yang meningkat menjelang Ramadhan, sehingga menyebabkan telur ayam ras turut mendongkrak nilai inflasi Jatim.

"Sedangkan untuk listrik, penyebabkan adalah pencabutan subsidi listrik tahap ketiga untuk pemakaian daya listrik 900 VA pada tanggal 1 Mei 2017 yang turut menyebabkan terjadinya inflasi Mei 2017," kata Teguh, menjelaskan.

Sementara itu, untuk penghambat terjadinya inflasi Mei 2017 atau deflasi ada pada tiga komoditas utama, yakni bawang merah, cabai rawit dan gula pasir.

"Produksi bawang merah yang terus meningkat menyebabkan pasokan di pasaran menjadi lebih, dan harganya turun, sama seperti cabai rawit. Sedangkan untuk gula akibat Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah membuat harganya stabil sebesar Rp12.500/kg," katanya.

Sementara itu, laju inflasi Mei 2017 secara kalender bulan mencapai 2.46 persen, atau lebih tinggi dibanding tahun kalender 2016 yang hanya 0,48 persen, dan untuk laju inflasi tahun ke tahun (yoy) Jatim Mei 2017 mencapai 4,77 persen, atau lebih tinggi dibanding Mei 2016 yang hanya sebesar 2,77 persen. (*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017