Surabaya (Antara Jatim) - Dua tim Indonesia gagal meraih posisi tiga besar dalam kejuaraan Shell Eco-marathon (SEM) "Drivers World Championship" (DWC) 2017 yang digelar di London, Inggris, 25-28 Mei.

Hal itu setelah tim Bengawan Team 2 dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dan ITS Team 2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kalah bersaing dengan tim asal Amerika dan Perancis yang menduduki posisi pertama sampai ketiga.

Dalam keterangan pers-nya yang diterima Antara di Surabaya, Selasa, Manager ITS Tim 2 Bhima Poetra Perdana mengatakan kegagalan itu disebabkan balapan yang dihentikannya balapan pada lap kedua karena hujan deras.

"Karena hujan akhirnya panitia sepakat memakai hasil kualifikasi untuk menetukan juara," tuturnya.

Meski gagal meraih hasil terbaik, dirinya tetap bangga dapat mengikuti balapan tersebut. Bagi dia, perjuangan untuk mewujudkan mimpi mereka belum terbayar lunas.

"Bisa bersaing hingga ke London, terasa seperti mimpi. Kalau kami tidak mengikuti kualifikasi untuk babak final DWC, mungkin tidak akan pernah bisa berada di sini. Kami sangat berterimakasih kepada Shell atas kesempatan luar biasa yang telah diberikan kepada kami," ujar Bhima.

Bhima mengakui, selama hampir seminggu berada di London, telah memberikan beragam pengalaman kepada mereka. Mulai dari mempelajari tim-tim dari Eropa dan Amerika yang menjadi pesaing, membuat jejaring dengan tim-tim dari Eropa dan Amerika.

Selain itu, meraka merasakan pengalaman berkompetisi dengan bangsa lain hingga mempelajari bagaimana bangsa lain bekerja.

"Sepulangnya kami dari London, kami akan ceritakan kepada teman-teman dan keluarga di Tanah Air. Kami yakin pengalaman ini juga akan sangat berguna bagi kami ketika nantinya menapaki karir. Kami yakin kami akan kembali lagi ke Final DWC dan menang," katanya.

Senada dengan Bhima, Non-Technical Lead dari Bengawan Team UNS Muhammad Ivan Fadhil mengatakan dia merasakan sebuah pengalaman yang tak akan terlupakan terutama bisa bertanding dalam satu "race track" dengan tim-tim juara dari Eropa dan Amerika.

"Kami bangga bisa membawa nama almamater kami dan nama negara. Selama babak kualifikasi kami jalani, beberapa masalah teknis pada mobil terjadi namun kami dapat mengatasinya dan tetap berpikir tenang dan yakin dapat meraih yang terbaik," ujarnya.

Dia menambahkan, pihaknya memang kecewa karena tidak keluar sebagai pemenang di DWC, namun dirinya tetap semangat dan yakin akan dapat kembali ke Final DWC di tahun depan.
 
Sementara itu President Director dan Country Chairman Shell Indonesia Darwin Silalahi mengatakan, meski tim Indonesia gagal, namun pihaknya mengapresiasi kerja keras dan keseriusan tim mahasiswa Indonesia.

"Saya sangat bangga melihat kegigihan, tekad dan semangat tim-tim mahasiswa Indonesia yang luar biasa tinggi," ujarnya.

Shell Eco-marathon Drivers World Championship sendiri merupakan sebuah kompetisi adu cepat antara mobil-mobil hemat energi "Urban Concept" terbaik dari seluruh dunia (Asia, Amerika dan Eropa) untuk mencari pengemudi terhandal yang paling efisien dalam berkendara.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017