Malang, (Antara Jatim) - Kebutuhan elpiji tiga kilogram masyarakat di wilayah Malang raya selama Ramadhan hingga Lebaran 2017 diperkirakan meningkat antara 10 hingga 15 persen dari rata-rata kebutuhan yang mencapai 120.000 tabung per hari.

Sales Excecutive Elpiji Rayon 6 PT Pertamina MOR V, Hendra Handoko di Malang, Sabtu mengemukakan kebutuhan elpiji warga Kota Malang rata-rata mencapai 40.000 tabung per hari. Sedangkan di Kabupaten Malang kebutuhan warga mencapai 80.000 tabung per hari.

"Selama Ramadhan dan Lebaran nanti kami perkirakan kebutuhan elpiji tiga kilogram di wilayah Malang raya meningkat sekitar 10-15 persen. Hanya saja, meski ada peningkatan permintaan, untuk pasokan tetap aman dan tidak ada masalah," ucapnya.

Selain menambah pasokan elpiji 3 kilogram, Pertamina juga meningkatkan stok elpiji nonsubsidi tabung 12 kilogram dan 5,5 kilogram sebesar 2 persen di atas konsumsi normal.

Distribusi elpiji 3 kilogram di Kota Malang dilayani 24 agen dan 656 pangkalan. Sedangkan di Kabupaten Malang dilayani 33 agen dan 1.300 pangkalan. "Semua lancar, hambatan muncul ketika ada kemacetan arus lalu lintas, terutama distribusi. Itu yang harus kami waspadai," ujarnya.

Menurut dia, walaupun pasokan melimpah, bila ada kendala di distribusi bisa jadi masalah. Oleh karena itu, pihaknya minta kepolisian membantu kalau ada kemacetan jalur distribusi.

Jajaran Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Malang PT Pertamina MOR V mengantisipasi jalur rawan macet dan bencana alam di jalur distribusi BBM dan gas. Jalur rawan macet antara lain di Lawang, Singosari, Gadang, Pakisaji, dan Kepanjen. Sedangkan kawasan di Kota Malang yang sering macet adalah kawasan Pasar Besar dan Dinoyo.

Sedangkan jalur rawan bencana alam antara lain jalur Karangkates menuju Blitar, jalur menuju Tulungagung, dan Pujon, Kabupaten Malang.

Sementara itu, Supervisor Receiving Storage Distribution TBBM Malang Devy Irawan mengatakan TBBM Malang menyiapkan sejumlah langkah sebagai antisipasi jika terjadi kemacetan distribusi, antara lain koordinasi dengan kepolisian, LLAJ, dan Dinas Perhubungan ketika terjadi kemacetan. Koordinasi itu terkait permintaan untuk mengurai kemacetan atau pengawalan.

Selain itu, katanya, penyiapan stok yang cukup, termasuk BBM cadangan. TBBM juga koordinasi dengan Himpunan Pengusaha Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) agar tidak terlambat memesan dan menebus pasokan. Langkah ini diupayakan agar tidak sampai terjadi kekosongan BBM di SPBU.

TBBM juga lakukan langkah internal dan eksternal. Langkah internal antara lain penyiapan pasokan BBM dan kesiapan armada. "Kami juga membutuhkan dukungan dari eksternal , misalnya dari kepolisian dan Dishub," ucapnya.

Kebutuhan BBM saat mudik Lebaran 2017diperkirakan naik 54 persen per hari dari kebutuhan rata-rata mencapai 1,8 juta liter menjadi menjadi 2,7 liter per hari, terutama pada "H-1", "H-2", dan "H+3" Lebaran.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017