Surabaya, (Antara Jatim) - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur mengumpulkan rektor yang ada di wilayah itu di Mapolda Jatim Surabaya, Jumat, guna membahas kebhinnekaan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam acara yang bertajuk "Sinergitas dalam Merajut Kebhinnekaan" hadir 69 rektor dari berbagai kampus yang ada di Jatim dan dihadiri pejabat utama Polda seperti Kapolda, Wakapolda, Irwasda dan Kabid Humas.

Ketua Forum Paguyupan Rektor Jatim Prof Hasan mengatakan acara silaturahim ini sangat penting karena tidak saja membahas kebhinnekaan dan NKRI, tapi juga membahas apa yang bisa dilakukan kampus sebagai garda terdepan untuk menjaga NKRI.

"Acara ini bukan semacam silaturahim saja. Ini merupakan jawaban kegalauan selama ini. Karena di dalam kurikulum kami tidak ada yang mengajarkan kekacauan," ujarnya.

Dia mengatakan, kondisi bangsa saat ini memang membutuhkan perhatian lebih. Dengan akses informasi yang berkembang pesat saat ini, mahasiswa menjadi satu sasaran dari kelompok radikal dan intoleran.

"Oleh sebab itu diperlukan kurikulum yang khusus membahas tentang kebhinnekaan dan antisipasi dari kelompok radikal ini. Nantinya, pihak kepolisian bisa memberikan pengetahuan dan materi akan hal itu," ujarnya.

Dirinya juga mengajak seluruh masyarakat agar tidak cepat menyatakan bahwa apa yang dilakukan penegak hukum itu bagian dari rekayasa, pengalihan isu dan seterusnya.

"Ada kecenderungan dengan bagaimana teknologi media yang berkembang saat ini, ada hal-hal yang dilakukan aparat penegak hukum adalah bagian rekayasa yang ada di bangsa ini. Mari pemikiran seperti itu mulai kita hindari dan mulai mendukung dan bersinergi dengan aparat penegak hukum dan bagaimana bisa benar-benar melihat suatu persoalan yang tidak dibuat-buat dan terjadi. Ini menjadi bagian yang harus kita utamakan," tuturnya.

Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Mohammad Nasih mengatakan pihaknya akan mendorong dan menanamkan nilai-nilai keindonesiaan kepada mahasiswa.

"Nantinya, mahasiswa yang benar-benar Pancasilais akan didorong dari aspek kemanusiaannya. Oleh karena itu dari sisi kurikulum akan ada re-desain kemudian tentang Indonesia, sehingga akan tetap berpegang teguh pada NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan tentu saja Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya.

Sementara Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin mengapresiasi pertemuan dengan Paguyupan Rektor Jatim tersebut. Dia menilai, pertemuan ini bisa menangkal gerakan radikal di kampus.

"Luar biasa. Alhamdulillah, rektor dengan mahasiswanya yang puluhan ribu orang menjadi daya tangkal dan menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa ini. Semua kalau mahasiswanya mempunyai bingkai yang sama maka kebhinnekaan akan tetap terjaga," imbuhnya.

Dia mengatakan, gerakan radikal tersebut sebenarnya sangat kecil. Namun, hal itu tidak bisa dibiarkan karena bisa memporak-porandakan negeri ini.

Disinggung soal gerakan radikal yang mulai masuk lingkungan kampus, dirinya mengatakan akan menjaga daerah Jatim agar pemahaman radikal tidak masuk.

"Untuk itulah diundang rektor agar bisa menangkal hal itu dan tidak memberikan ruang dan tempat untuk masuk ke kampus," ucapnya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017