Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengaku kesulitan melacak data pasti tenaga kerja Indonesia asal daerahnya yang berangkat ke negara tujuan dengan cara ilegal meski setahun lalu kasus TKI ilegal yang meninggal mencapai tujuh orang.

"Sulit mengawasi pergerakan aktivitas mereka, karena mereka tidak terdaftar di sini," kata Kasi Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tulungagung Sunarto di Tulungagung, Senin.

Menurut dia, keberadaan TKI yang tidak mengantongi izin keberangkatan sebagai buruh urban resmi hanya bisa diketahui setelah terjadi masalah di negara mereka bekerja, seperti tertangkap petugas imigrasi, terlibat kriminal atau kecelakaan dan meninggal dunia.

"Tahunya ilegal setelah ada laporan dari Badan Nasional Penempatan TKI, setelah kami cek ternyata tidak ada di "database" kami," tuturnya.

Berdasar data kasus yang pernah terjadi, lanjut Sunarto, mayoritas kasus TKI ilegal terjadi di Malaysia sementara untuk negara lain jarang atau bahkan tidak pernah terjadi.

Sunarto menduga, faktor kedekatan geografis antara Malaysia dengan Indonesia yang menjadikannya mudah menjadi tujuan TKI ilegal.

"Kalau ke Malaysia bisa lebih murah karena bisa ditempuh lewat jalur laut. Jadi tanpa dokumen pun mereka berani masuk ke Malaysia," ucapnya.

Menjadi TKI ilegal kerap menjadi pilihan warga yang nekat. Sebab mereka tidak perlu mengurus dokumen, dan tidak menunggu keberangkatan.

Namun, Sunarto mengingatkan, TKI ilegal tidak dilindungi dan justru bisa merugikan.

"Ibarat kata kalau besok kita mau berangkat ke Malaysia, calo TKI ilegal siap memberangkatkan mereka. Tapi kalau terjadi sesuatu, mereka justru akan sengsara karena tidak dilindungi asuransi," imbuhnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017