Banyuwangi (Antara Jatim) - Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menjadi satu dari 25 kabupaten/kota di Indonesia yang dipilih oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk didampingi dalam penerapan konsep "Kota Cerdas".

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Senin menjelaskan ke-25 daerah itu dipilih dari hasil seleksi yang melibatkan Kemenkominfo, Kemendagri, Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), dan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi).

"Kami bersyukur Banyuwangi bisa terpilih dalam jajaran 25 kabupaten/kota bersama daerah-daerah yang mayoritas adalah daerah mapan. Ini kehormatan bagi Banyuwangi sebagai daerah yang sebelumnya nyaris tidak terdengar," ujar Anas dalam keterangan tertulisnya.

Atas capaian itu, Anas bersama dengan 24 kabupaten/kota lainnya menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Menkominfo Rudiantara di Makassar, Senin (22/5), sekaligus untuk memulai "Gerakan Menuju 100 Smart City" sebagai pengembangan dari 25 daerah yang telah dipilih.

Anas berterima kasih kepada pemerintah pusat, dalam hal ini Kemenkominfo, yang akan mendampingi 25 daerah untuk semakin menyempurnakan penerapan konsep kota cerdas.

"Di Banyuwangi sebenarnya kami menyebutnya sebagai "smart kampung" karena basis kami memang di desa yang sebelumnya mungkin tidak mengenal teknologi informasi. Sekarang secara bertahap kami dorong untuk meningkatkan pelayanan publik dan menggerakkan ekonomi lokal," kata bupati berusia 43 tahun itu.

Anas melanjutkan, Banyuwangi telah mengembangkan Kampung Cerdas secara bertahap sejak 2016. Kampung Cerdas saat itu diresmikan oleh Menkominfo Rudiantara, yang merupakan program yang memadukan penggunaan teknologi informasi dan komunikas (TIK), kegiatan ekonomi produktif, kegiatan ekonomi kreatif, peningkatan pendidikan-kesehatan, dan upaya pengentasan kemiskinan.

"Program ini kami gagas salah satunya untuk mendekatkan pelayanan publik hingga ke level desa. Infrastruktur teknologi ini jangan hanya di kota besar karena justru wilayah Indonesia didominasi oleh desa-desa yang lokasinya jauh dan terpencil. Smart Kampung Banyuwangi telah menjangkau hingga desa-desa yang jauh, seperti desa yang ada di Purwoharjo, Pesanggaran, Wongsorejo, Glenmore, Siliragung, dan Muncar," kata Anas.

Menurut Anas, sampai saat ini sudah ada 80 desa yang menjalankan Kampung Cerdas dari 189 desa yang ada di Banyuwangi. Targetnya semua desa telah menjalankan program ini hingga awal 2018.

"Sejumlah urusan kependudukan bisa diselesaikan dengan Smart Kampung, seperti surat pernyataan miskin (SPM) untuk mendapatkan layanan kesehatan secara gratis. Smart kampung ini menjadikan balai desa sebagai pusat aktivitas warga," ujar Anas.  

Menurut Anas, desa di Banyuwangi juga telah menjalankan e-village budgeting yang menyinergikan keuangan dan pembangunan di tingkat desa dengan kabupaten.

"Pengawasan program juga dilakukan melalui sistem lengkap dengan titik koordinat dan gambar perkembangan proyek pembangunan, sehingga menutup celah adanya proyek ganda atau fiktif. Kami menyebutnya e-vilage monitoring," tuturnya.(*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017