Situbondo (Antara Jatim) - Bupati Situbondo Dadang Wigiarto mengatakan pihaknya telah menekankan kepada kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait agar segera bekerja dengan mengajukan pengurusan sertifikasi lahan budi daya tanaman padi organik.

"Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Situbondo yang baru dilantik hari ini, kami menginginkan menunjukkan kinerjanya sesuai menjadi unggulan di OPD itu, salah satunya sertifikasi tanaman padi organik bisa segera diajukan," katanya seusai acara pelantikan tujuh kepala OPD di Aula Pemkab Situbondo, Jawa Timur, Senin.

Selain itu, lanjut dia, Kepala DTPHP Situbondo yang baru dilantik tersebut bisa membawa organisasi perangkat daerahnya berkembang dan tidak hanya dalam tatanan teori, akan tetapi harus diwujudkan sesuai dengan visi misnya pada saat mejalani "assesment" (uji kompetensi lelang jabatan) beberapa waktu lalu.

Menurutnya, kinerja kepala OPD baru bisa diketahui setidaknya dalam waktu satu tahun anggaran sesuai apa janji mereka pada saat tes wawancara, sehingga tidak hanya menjadi wacana tetapi harus diwujudkan dan kalau tidak akan kembali dicabut amanahnya atau akan dilakukan evaluasi.

"Tetapi kami tidak menargetkan satu tahun persis, atau waktunya disesuaikan berdasarkan tim seleksi saat 'assesment', disitu kan disebutkan tenggat waktunya setiap program berbeda-beda. Misalnya penguatan ketahanan pangan itu butuh berapa tahun pemulihannya," katanya.

Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Situbondo Farid Kuntadi mengatakan telah melakukan pengajuan sertifikasi nasional sebanyak 5 hekatre (ha) dari sekitar 150 hekatre lahan tanaman padi yang berpotensi.

"Untuk tahap pertama kami sudah mengajukan 5 ha areal tanaman padi organik mendapatkan sertifikat nasional, yang lokasinya berada di wilayah barat Situbondo tepatnya di Kecamatan Banyuglugur," kata mantan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Situbondo itu.

Farid menyampaikan bahwa sebelumnya telah melakukan sosialisasi dalam percepatan penerapan teknologi budi daya tanaman padi organi kepada para petani yang memiliki lahan sawah berpotensi.

"Sosialisasi percepatan teknologi budi daya tanaman padi organik terhadap petani maupun petugas lapangan beberapa waktu lalu, kami juga mendatangkan narasumber dari Lembaga Sertifikasi Organisasi Seloliman (Lesos) Mojokerto, Jawa Timur," tuturnya.

Data diperoleh, sekitar 150 hektare lahan berpotensi budi daya tanaman padi organik itu berada di empat kecamatan yakni, di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Desa/ Kecamatan Kapongan, Desa Rajekwesi, Kecamatan Kendit dan Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017