Surabaya (Antara Jatim) - Kamar Dagang dan Industri (kadin) Jawa Timur menggelar rapat konsolidasi mempertemukan berbagai gagasan penguatan ekonomi rakyat, khususnya tentang pertanian sebagai salah satu tulang punggung perekonomian di wilayah setempat.

"Kami ingin ada gagasan dan mengajak seluruh pengurus Kadin se-Jatim untuk bekerja bersama mendongkrak kembali kinerja sektor pertanian," ujar Ketua Umum Kadin Jatim La Nyalla Mahmud Mattalitti di Surabaya, Minggu.

Saat ini, kata dia, sektor pertanian menyumbang sekitar 13,3 persen terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim yang totalnya mencapai Rp1.855 triliun.

Menurut dia, kontribusi tersebut terbilang minim mengingat 35 persen tenaga kerja di Jatim bekerja di sektor pertanian sehingga menjadi pekerjaan rumah menjadikan pertanian yang merupakan penyerap tenaga kerja terbesar, tetapi kontribusinya ke perekonomian justru minim. 

"Artinya nilai bisnisnya kurang besar, yang secara otomatis mengindikasikan bahwa masyarakat petani kita belum sepenuhnya sejahtera," ucapnya.

Ia menjelaskan, dalam satu dekade terakhir, hampir setiap tahun selalu ada berita krisis harga salah satu komoditi pangan, seperti krisis gula maka diimpor gula, lalu beras maka beras diimpor.

"Ada juga krisis daging sapi, daging sapi diimpor, lalu bawang merah, bawang putih dan yang terakhir cabai. Hampir semua krisis harga komoditi tersebut berakhir dengan diimpor untuk memenuhi kebutuhan konsumen," tuturnya.

Karena itulah, lanjut dia, sebagai upaya membangkitkan sektor pertanian maka perlu dilakukan tiga hal, yaitu mengatur ulang melalui regulasi rencana tata ruang wilayah yang harus memprioritas sektor pertanian, penguatan daya tawar petani di hadapan Perbankan, serta memanfaatkan hasil penelitian terkait bibit dan cara tanam atau perawatannya.

"Jangan terjadi tumpang tindih antara lahan pertanian, lahan perumahan dan industri hanya karena mengejar investasi, tapi mengabaikan investasi pangan jangka panjang. Kemudian Perbankan harus berubah dalam memperlakukan usaha pertanian melalui skema kredit yang lebih fleksibel, serta janganlah petani hanya dipercaya oleh para tengkulak/pengijon," katanya.

Pada kesempatan tersebut, ia juga mengajak seluruh anggota Kadin untuk tidak ragu memulai bisnis di sektor pertanian untuk memberdayakan ekonomi petani dan masyarakat desa secara luas.

Selain itu, La Nyalla juga meminta seluruh komponen Kadin di Jatim untuk ikut membantu petani di daerah masing-masing memperpendek mata rantai perdagangan komoditas sehingga petani bisa memeroleh hasil maksimal. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017